Kata Agus, berdasarkan yang ada jadwal di masjid, pada siang itu ada pengajian rutin.
"Kebetulan waktu itu ada pengajian, diundur jadi jam setengah dua siang," ucapnya.
Biasanya, pengajian itu berlangsung setelah shalat dzuhur, sekitar pukul 12.30 WIB hingga waktu shalat ashar. Namun demi rasa kemanusiaan, mereka menunda sebentar pengajian tersebut.
Kebaktian berlangsung di depan masjid pada pukul 01.00 WIB hingga Pukul 01.30 WIB, dipimpin seorang pendeta.
Setelah kebaktian selesai, jenazah dibawa ke peristirahatan terakhir. Pengurus masjid dan warga sekitar kemudian membuka jalan yang sudah ditutup sejak hari Minggu.
Setelah upacara tersebut, salah seorang anggota keluarga pihak yang berduka, yaitu Jeferson Goeltom, mengunggah momen itu di media sosial.
Dia akun Facebook-nya, Jeferson Goeltom mengucapkan terimakasih kepada pengurus masjid dan warga sekitar yang telah mengizinkan penggunaan pelataran masjid itu.
"Terima kasih saudaraku pengurus masjid dan masyarakat sekitar atas bantuan dan toleransi yang super tinggi," tulis Jeferson.
Postingan itu kemudian viral dan menjadi perbincangan di jagat internet.
Agus mengatakan, kurang lebih 30 tahun dia tingga di kawasan tersebut. Sejak awal tinggal di situ belum pernah terjadi permasalahan dengan perbedaan keyakinan, budaya, atau suku.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan