Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Rekan Ditangkap, Sejumlah Mahasiswa Papua Lain Juga Minta Ditangkap

Kompas.com - 31/08/2019, 15:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa Papua dan Papua Barat yang berdomisili Jakarta dan sekitarnya "menyerahkan diri" dalam bentuk unjuk rasa di depan Mapolda Metro Jaya, tepatnya di ruas Jalan Gatot Subroto, Sabtu (31/8/2019) .

Aksi itu sebagai bentuk protes atas penangkapan dua rekan mereka, yaitu Charles Kosay dan Anes Tabuni, di Asrama Lani Jaya, Depok, Jumat malam, yang dinilai represif.

Keduanya saat ini masih diperiksa polisi atas dugaan mengibarkan bendera bintang kejora ketika aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Rabu lalu.

Baca juga: Komnas HAM Kritik Komitmen Pemerintah untuk Selesaikan Masalah di Papua

"Kami hanya menuntut teman-teman kami yang ditangkap semalam secara paksa dikeluarkan. Jika tidak, kami bersedia ditangkap bersama-sama. Mereka bukan berdua, tapi kami satu. Kalau mereka ditangkap, kami juga siap untuk ditangkap," ujar Yumilda, salah satu peserta unjuk rasa kepada Kompas.com, Sabtu siang.

Yumilda dan rekan sudah melakukan aksi solidaritas itu sejak Jumat malam, ketika dua rekannya digelandang ke Mapolda Metro Jaya.

Mereka bertahan hingga siang ini.

Dari pantauan Kompas.com, aksi unjuk rasa itu tak menimbulkan kemacetan panjang. Para mahasiswa tampak mengacungkan kertas besar bertuliskan protes.

"Satu komando satu tujuan. Satu orang mati kami semua mati. Satu orang dapat tangkap kami dapat tangkap, " bunyi salah satu poster itu.

"Kami semua yang melakukan aksi depan Istana Negara," bunyi poster yang lain.

"Memang yang mengibarkan bukan mereka berdua saja, tapi kami semua yang turun aksi mengibarkan bendera (bintang kejora)," ujar Yumilda.

Yumilda menyebutkan, jika tuntutan mereka tak menemui titik terang, para mahasiswa Papua bersedia bertahan hingga waktu yang tak ditentukan.

"Kami juga siap dari teman-teman mahasiswa Papua se-Jawa dan Bali untuk gabung ke sini," ujarnya.

Pada sekitar pukul 13.00 WIB, mereka beristirahat sejenak, membubarkan diri mencari tempat teduh sembari menirukan suara monyet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com