BEKASI, KOMPAS.com - Jika tak ditipu oleh agen TKI bodong di Bekasi, Ahmad Munawar (35) kini sedang menikmati pekerjaan barunya di Kanada sebagai pengepak ikan.
Upahnya, bila dikonversi ke rupiah, tembus Rp 35 juta sebulan.
Namun, angan tersebut semu belaka.
Agen TKI bodong bernama PT Falia Sinatria Sejahtera yang beralamat di bilangan Jatimakmur, Bekasi, telah menipunya.
Munawar dijanjikan berangkat sejak September 2018 sampai terakhir Februari 2019.
Setelahnya, perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) itu tak lagi bertanggung jawab.
Padahal, Munawar sudah menyetor dana total Rp 65 juta untuk memuluskan keberangkatannya ke Kanada.
Persoalan bermula ketika pria asal Brebes, Jawa Tengah ini ditawari mendaftar jadi TKI oleh kerabatnya, Sujoko, di Cirebon, Jawa Barat pada 4 September 2018.
"Kemudian pada tanggal 5, saya mendaftar ke Bu Jazila, atas nama PT yang bergerak di bidang PJTKI itu. Di situ saya disuruh buat paspor dengan Bu Jazilah itu dengan nominal Rp 3,8 juta bersih, dibuatkan di Cirebon pada 9 September 2018. Paspor sudah diterima," ungkap Munawar kepada wartawan, Jumat (30/8/2019).
Baca juga: Pemuda Ini Mengaku Ditipu Agen TKI, Duit Rp 65 Juta Raib
"Habis itu, tanggal 10 saya disuruh transfer Rp 10 juta untuk proses DP. Tanggal 11-nya saya disuruh transfer lagi Rp 10 juta, kemudian tanggal 22 saya disuruh ke Bekasi untuk pelunasan DP, tunai Rp 15 juta," ia melanjutkan.
Munawar kemudian diminta segera melunasi jika ingin keberangkatannya lekas diproses. Akhirnya, ia mentransfer lagi Rp 30 juta pada tanggal 25, 26, 27 September 2018.
Selepas itu, ia dijanjikan berangkat akhir bulan ke Kanada.
Tak kunjung terbang kendati bulan berganti, ia dijanjikan lagi berangkat pada Oktober 2018.
Kembali molor, kali ini jadi bulan Desember 2018, Munawar kemudian dihubungi manajemen PT Falia.
"Kata pihak manajemen, bulan Desember tidak bisa terbang dengan alasan di sana ada acara Natal dan Tahun Baru. Januari saya dipanggil lagi untuk interview. Setelah interview, dijanjikan terbang pada tanggal 27 Februari 2019," Munawar menjelaskan.