Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibunuh, Anak Tiri Sempat Ancam Bunuh Aulia Kesuma

Kompas.com - 03/09/2019, 19:13 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka pembunuhan Aulia Kesuma (AK) menyebut anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23) pernah mengancam membunuhnya.

Alasannya, Dana merasa hidupnya berubah sejak Aulia hamil anak hasil pernikahan dengan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54).

Ancaman tersebut diungkapkan Dana melalui aplikasi pesan singkat.

Pengakuan tersebut diungkapkan Aulia dalam wawancara bersama wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019).

"Di situ ada bukti chat (percakapan) bahwa Dana pernah mempunyai niat untuk membunuh saya karena dia enggak suka waktu saya hamil Rena (anak Edi dan Aulia). Dana waktu itu bilang bahwa 'hidup gue hancur gara-gara perempuan itu (Aulia)'," ujar Aulia sambil menahan tangis.

Baca juga: Aulia Kesuma Mengaku Lega Usai Habisi Nyawa Suami dan Anak Tirinya

Padahal, awalnya, Dana menyayangi Aulia. Dana adalah orang yang membujuk Aulia untuk menikah dengan ayahnya.

Aulia menyebut, ia mengenal Edi melalui aplikasi kencan online, Tagged, pada tahun 2011.

Namun, Edi menjelaskan kepada keluarganya bahwa mereka berkenalan sebagai rekan kerja.

Saat bertemu Dana, Aulia merasa Dana membutuhkan sosok seorang ibu dalam hidupnya sejak ayahnya bercerai dengan ibu kandungnya.

Baca juga: Aulia Kesuma Sebuat Suaminya Tak Bekerja dan Stres

"Jadi, waktu itu saya dikenalkan sama anaknya, Dana. Waktu itu karena saya merasa Dana itu dari kecil tidak punya sosok seorang ibu," ujar Aulia.

"'Enggak bisa tante, pokoknya tante harus menjadi ibunya aku'," lanjut Aulia menirukan ucapan Dana.

Aulia memutuskan menikah dengan Edi pada 2011. Kehidupan pernikahan mereka berubah sejak Aulia meminjam uang total senilai Rp 10 miliar ke bank pada tahun 2013 untuk membuka usaha restoran.

Baca juga: Ini Kronologi Lengkap yang Tunjukkan Berbagai Upaya Aulia Kesuma Bunuh Suami dan Anak Tirinya

Aulia harus mencicil uang senilai Rp 200 juta setiap bulan. Ia sempat merasa stres dan memiliki niat untuk bunuh diri karena harus membayar cicilan tersebut.

Ia memberanikan diri untuk meminta suaminya, Edi, menjual rumahnya di kawasan Lebak Bulus.

Nantinya, uang hasil penjualan rumah itu akan digunakan untuk membayar utang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com