Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iwan Tewas Saat Kecelakaan di Tol Cipularang, Beli Sepatu Anak Pun Batal

Kompas.com - 04/09/2019, 10:50 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan di Tol Purbaleunyi, kilometer 91, atau di ruas Cipularang, Jawa Barat, Senin (2/9/2019) lalu mengakibatkan delapan orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka.

Salah satu korban tewas adalah Iwan (34), warga Kampung Tanggulin, RT/RW 01/03, Kecamatan Sepatan Timur, Tanggerang, Banten.  Iwan merupakan sopir mobil boks bermuatan plastik.

Istri Iwan, Ratna (36) menceritakan, saat itu Iwan dalam perjalan pulang dari Bandung. Iwan mengantar gelas plastik ke Bandung, Jawa Barat, sehari sebelumnya atau pada  Minggu malam. 

Baca juga: Polisi Kantongi Calon Tersangka Kecelakaan Maut di Tol Cipularang

Ratna mendengar kabar tentang kematian suaminya Senin sore dari seseorang tetangga. Si tetangga menginformasikan, nama Iwan ada dalam dalam daftar korban kecelakaan tersebut yang disiarkan televisi. 

Ratna kemudian memastikan kabar tersebut melalui televisi. Ia juga meminta tetangga lain memastikan kabar tersebut dengan memantau berita di media online.

"Saya kebingungan. Saya kabar bapak (mertua) yang saat itu juga sudah menunggu kabar. Bapak langsung komunikasi dengan bos suami buat memastikan alamat kejadian. Si bos suami langsung ke lokasi," kata Ratna di kediamannya kemarin.

Pada Senin malam, orangtua Iwan, yaitu Nisin (50), berangkat RS MH Thamrin di Purwakarta untuk memastikan kondisi anaknya.

"Bapak yang langsung ke rumah sakit. Akhirnya, Selasa subuh jenazah suami baru sampai  di rumah. Setelah dimandikan langsung dikubur di TPU terdekat," ujar Ratna.

Ratna bercerita, sebelum meninggalkan rumah pada Minggu malam itu, Iwan sempat mendatangi Muhammad Ibrahim (13), anak laki-laki semata wayang mereka. Iwan memberi pesan kepada Ibrahim yang masih didik di bangku SMP kelas 3  untuk menjaga Ratna.

"Sama dia (Ibrahim) itu bilang, jaga ibu baik-baik," kenang Ratna.

Menurut Ratna, Iwan seperti orang kebingungan saat itu. Iwan memeluk Ratna sampai beberapa kali sebelum pergi.

"Nggak biasanya dia suka meluk saya. Ini beberapa kali dia suka meluk sebelum jalan kerja. Terus juga mondar-mandir seperti orang bingung di depan rumah," ujarnya.

Saat itu, Ratna kaget ketika Iwan meminta dia untuk memotong ayam yang diberikan Nisin, ayahnya, sehari sebelumnya. Iwan bilang, dia ingin bakar ayam dan dinikmati bersama-tetangga.

"Nah yang paling aneh itu saat malam Minggu itu minta potongin ayam, kata dia buat bakar. Jam 10 malam saya suruh potong, saya gak mau," kata Ratna.

Berencana beli sepatu bola


Penolakan Ratna untuk memotong ayam membuat Iwan berubah pikiran. Pada Minggu pagi, Iwan menjual ayam itu dan uangnya untuk menambahkan dana beli sepatu bola buat anaknya.

"Saat itu, emang si dia (anaknya) lagi pengen sepatu bola, karena sepatunya udah jelek katanya," papar Ratna.

Iwan menyerahkan uang hasil penjualan ayam itu ke Ratna.

Baca juga: Di Hari Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Iwan Sengaja Bekerja untuk Beli Sepatu Anak

"Dia bilang pada saat itu sambil ngasih uang. 'Bu ini buat tambahan beli sepatu Ibrahim, mungkin kurang mungkin nanti dari Bandung ditambahin'," tutur Ratna.

Karena uang untuk beli sepatu bola anaknya kurang, Iwan memutuskan bekerja lembur. Menurut Ratna, Iwan rela menggunakan hari liburnya untuk bekerja demi mendapatkan uang tambahan. 

"Minggu itu, seharusnya dia libur tapi akhirnya dia masuk. Katanya buat tambahan juga buat beli sepatu. Minggu malam dia berangkat ke Bandung," kata Ratna.

Iwan belum lama bekerja di perusahaan plastik tersebut. Nisin, ayahnya, mengatakan, Iwan sebelumnya bekerja di salah satu perusahaan penyuplai makanan di kawasan Tangerang.

"Baru kerja beberapa minggu di sana, kejadian seperti ini. Tapi ya namanya umur....," ujar Nisin.

Sang ayah pasrah atas apa yang telah terjadi. Bagi Nisin, kejadian yang dialami anaknya itu sudah merupakan kehendak Tuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com