Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Bantaran Susah Tidur karena Tumpukan Sampah di Kali Jambe Bekasi

Kompas.com - 05/09/2019, 06:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wasti (44) tak bisa istirahat dengan tenang seperti biasa di rumah semipermanen yang ia bangun di bantaran Kali Jambe, Desa Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Sejak dua-tiga bulan lalu, kondisi Kali Jambe dicemari sampah-sampah plastik. Keadaan ini baru terjadi pada tahun ini. Dampaknya, bau tak sedap tercium hingga di rumahnya.

"Ini belum apa-apa, lebih baunya lagi kalau jelang malam hari karena ada angin dari barat. Langsung dah bau serumah-rumah," kata Wasti ditemui Kompas.com di dekat rumahnya, Rabu (4/9/2019) sore.

"Jadinya ya kagak bisa tidur. Umpamanya kecuali sudah ngantuk berat baru bisa tidur. Mau gimana lagi, namanya bau kan enggak bisa dihindarin. Ya, dirasain bae," tambah dia.

Baca juga: [BERITA FOTO] Sudin LH Jakarta Utara Bersihkan Lautan Sampah yang Kepung Kampung Bengek

Tumpukan sampah di Kali Jambe membentang sejauh kurang lebih 500 meter. Berbagai kantong dan kemasan plastik aneka warna serta ukuran menghiasi permukaan kali yang airnya menghitam itu.

Ada plastik karung beras, kantong plastik biasa, hingga kantong sampah berukuran besar warna hitam.

Tutupan sampah anorganik di Kali Jambe, perbatasan Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.KOMPAS.COM/VITORIO MANTALEAN Tutupan sampah anorganik di Kali Jambe, perbatasan Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Selain itu, masih ada berbagai benda tak lazim di Kali Jambe, seperti ransel, sandal, karpet, dan berbagai jenis gabus.

Semuanya seakan mengendap di permukaan kali tanpa bisa terdorong arus air.

Baca juga: Sudin LH Dihalangi, Anies Minta Pelindo II Bersihkan Sendiri Sampah di Kampung Bengek

Wasti mengatakan, endapan sampah ini membuat dasar Kali Jambe jadi kian dangkal. Imbasnya, air makin sulit mengalir, sehingga sampah juga makin menumpuk.

Selain menimbulkan bau tak sedap, keadaan ini jadi pemicu bersarangnya nyamuk dan lalat.

"Yang enggak tahan mah nyamuk. Bukan maen, banyak banget. Ngumpetnya kan di sini (tutupan sampah Kali Jambe) kalau siang, malam dia pada keluar," kata Wasti.

Warga lain, Marsad (41) yang tinggal tak jauh dari kediaman Wasti mengungkapkan hal senada.

Baca juga: Pelindo Diberi Waktu 1x24 Jam untuk Urus Sampah di Kampung Bengek

Untuk mengusir nyamuk-nyamuk ganas yang berkomplot dari arah Kali Jambe itu, saban hari Marsad harus membakar sedikitnya dua bungkus obat nyamuk di rumah mungilnya.

"Umpamanya obat nyamuknya habis, waduh itu nyerang lagi. Enggak bisa dibilang lagi banyaknya," kata Marsad.

"Semalaman bisa dua bungkus obat nyamuk bakar. Itu rumah sebelah sempat dirawat (anaknya), gara-gara nyamuk di sini mungkin," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com