Menurut Ani, tidak ada peristiwa lebih spesifik lagi yang terjadi di kios-kios itu.
Hingga pada tahun 2017, kios-kios itu direnovasi oleh PT Mayora sehingga jadilah deretan kios berwarna merah lengkap dengan etalase dan meja makannya.
Pedagang nasi kapau pun bebas ingin membuka kiosnya kapan saja. Bahkan beberapa di antaranya, ada yang berjualan selama 24 jam.
Namun, menurut Ani, renovasi itu tidak berhasil menarik minat pelanggan. Bahkan pendapatannya bisa dibilang menurun dibanding sebelum kiosnya di renovasi.
"Enggak tahu ya kenapa. Pokoknya jelas banget omset turun sejak dibikin begini," tutur Ani.
Dari berdagang nasi kapau itu, Ani sudah bisa memiliki rumah sendiri di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat serta menyekolahkan putra semata wayangnya hingga bangku kuliah.
Ia juga telah membantu biaya umroh kedua orangtuanya.
Kini, Ani hanya bisa pasrah, selama dua bulan ke depan ia harus pindah berjualan di sebuah lahan kosong di belakang kios aslinya. Sebab, kios aslinya akan dibongkar untuk proyek revitalisasi trotoar.
"Iya dibongkar (kios dagang) ini akan ada penataan pedestarian, jadi trotoarnya bakal dilebarin seperti di Cikini, Wahid Hasyim," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).
Para pedagang nantinya akan direlokasi selama dua bulan di sebuah lahan kosong yang terletak dibelakang kios-kios nasi kapau itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.