Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjual Nasi Kapau Senen, Dikejar-kejar Satpol PP hingga Tak Lagi Populer

Kompas.com - 06/09/2019, 17:30 WIB
Anastasia Aulia,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tidak tahu kawasan penjual nasi kapau yang terletak di atas trotoar Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Kelezatan makanan asal Sumatera Barat di kawasan itu sudah melegenda sejak puluhan tahun lalu.

Ada puluhan pedagang nasi kapau yang berjualan di kawasan tersebut. Bahkan, beberapa di antaranya merupakan pedagang generasi kedua.

Mereka menjual nasi kapau dan beragam jenis makanan khas Sumatera Barat. Mulai dari rendang, itik lado hijau, paru, sayur singkong, lemang dan lain-lain.

Lauk pauk itu biasanya dipajang di sebuah etalase atau diletakan di atas meja. Pembeli bebas memilih lauk yang mereka inginkan.

Baca juga: Imbas Revitalisasi Trotoar, Kios Nasi Kapau di Jalan Kramat Raya Akan Digusur

Uni Ani (45), salah seorang penjual nasi kapau di salah satu kios itu telah menekuni bisnis tersebut lebih dari sepuluh tahun.

Sebelumnya, bisnis nasi kapau itu dijalani oleh ibunya yang datang dari Padang sejak tahun 1980-an. Ia bercerita, orang tuanya merantau untuk mencari peruntungan di ibu kota.

"Saat itu saya masih SD. Tapi sudah ikut bantu (berjualan nasi kapau). Di sini persis," kata Ani kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Dulu, ibunya masih berjualan di bawah tenda yang disangga bambu. Belum ada atap seng seperti sekarang ini.

Baca juga: Jangan Samakan Nasi Kapau dengan Nasi Padang

Jangankan kebersihan, berdagang saja harus waspada. Ada razia yang bisa terjadi kapan saja. Pedagang pada masa itu bermain kucing-kucingan dengan Satpol PP yang kerap mengunjungi kios-kios nasi kapau itu.

"Waktu itu kan masih dikejar-kejar Kamtib. Kalau sudah dikejar kita langsung lari ke belakang," kata Ani.

Sepengetahuannya, pada saat itu memang sudah banyak yang berjualan nasi kapau. Ibunya kebetulan bisa mendapatkan lahan di sana.

Lalu beberapa tahun kemudian yang ia lupa tepatnya tahun berapa, pemerintah daerah mulai menata kios-kios itu.

Deretan kios nasi kapau yang telah dikosongkan pedagang akibat proyek revitalisasi trotoar (Jumat, 6/9/2019).KOMPAS.COM/ANASTASIA AULIA Deretan kios nasi kapau yang telah dikosongkan pedagang akibat proyek revitalisasi trotoar (Jumat, 6/9/2019).

Baca juga: Nasi Kapau Pengisi Lambung di Los Lambuang

Pemerintah memasang kanopi agar mereka bisa berjualan dengan nyaman. Iuran pun diberlakukan untuk biaya menebus lahan, kebersihan, dan keamanan.

Mereka pun diatur hanya boleh berjualan mulai pukul 15.00.

"Waktu itu sebelum Soeharto lengser, dipasang kanopi. Mulai deh iuran sama uang Rp 900.000 untuk tebus lahan" kata Ani.

Menurut Ani, tidak ada peristiwa lebih spesifik lagi yang terjadi di kios-kios itu.

Hingga pada tahun 2017, kios-kios itu direnovasi oleh PT Mayora sehingga jadilah deretan kios berwarna merah lengkap dengan etalase dan meja makannya.

Pedagang nasi kapau pun bebas ingin membuka kiosnya kapan saja. Bahkan beberapa di antaranya, ada yang berjualan selama 24 jam.

Nasi Kapau Uni Lis di Pasar Lereng, Bukittinggi.Kompas.com/Andreas Lukas Altobeli Nasi Kapau Uni Lis di Pasar Lereng, Bukittinggi.

Namun, menurut Ani, renovasi itu tidak berhasil menarik minat pelanggan. Bahkan pendapatannya bisa dibilang menurun dibanding sebelum kiosnya di renovasi.

"Enggak tahu ya kenapa. Pokoknya jelas banget omset turun sejak dibikin begini," tutur Ani.

Dari berdagang nasi kapau itu, Ani sudah bisa memiliki rumah sendiri di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat serta menyekolahkan putra semata wayangnya hingga bangku kuliah.

Ia juga telah membantu biaya umroh kedua orangtuanya.

Kini, Ani hanya bisa pasrah, selama dua bulan ke depan ia harus pindah berjualan di sebuah lahan kosong di belakang kios aslinya. Sebab, kios aslinya akan dibongkar untuk proyek revitalisasi trotoar.

"Iya dibongkar (kios dagang) ini akan ada penataan pedestarian, jadi trotoarnya bakal dilebarin seperti di Cikini, Wahid Hasyim," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi saat dikonfirmasi, Kamis (5/9/2019).

Para pedagang nantinya akan direlokasi selama dua bulan di sebuah lahan kosong yang terletak dibelakang kios-kios nasi kapau itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Teralisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com