Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Mengapa Tawuran di Manggarai Sering Terjadi

Kompas.com - 06/09/2019, 23:02 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Camat Tebet Dyan Airlangga menduga ada beberapa faktor yang jadi penyebab seringnya aksi tawuran terjadi di Manggarai, Jakarta Selatan.

Salah satu penyebab utamanya, yakni kesenjangan sosial. Status mereka sebagai warga menengah ke bawah serta pergaulan yang buruk kerap memicu terjadinya tawuran.

Dyan mengatakan, banyak dari pelaku tawuran diketahui berstatus pengangguran bahkan putus sekolah sehingga tidak memiliki pekerjaan tetap dan rentan berbuat kriminal.

"Jadi mereka mereka ini masyarakat yang termarjinalkan, mereka berada di bawah masyarakat sejahtera. Jadi salah satu pemicu atau bentuk aktualisasi mereka ya tawuran," kata Dyan saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/9/2019).

Dia menilai, karakter masyarakat seperti demikian membutuhkan kegiatan positif yang antara lain bekerja atau mengenyam bangku pendidikan. Namun, ketertarikan mereka untuk melakukan kegiatan positif sangat kecil.

"Kurang minat, mereka lebih suka nongkrong sama teman-temanya. Lalu terjadilah aksi itu (tawuran)," kata dia.

Baca juga: Pelaku Tawuran di Manggarai Saling Kenal dan Kerap Janjian lewat Grup Sosial Media

Padahal, Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan beberapa solusi untuk meningkatkan kesejahteraan warga Tebet yang kerap tawuran.

Beberapa solusi di antaranya adalah pemindahan tempat tinggal ke rumah susun Pasar Rumput, menggelar pelatihan-pelatihan kerja dengan gratis dan sosialisasi agar tidak melakukan tawuran kembali.

Pihak Camat Tebet sudah melakukan beberapa upaya untuk meredam agar aksi tawuran berkurang.

"Kalau di level camat, kami bisa sosialisasikan masyarakat agar tidak tawuran.  Sambil kami mensosialisasikan jika Pemprov punya kegiatan ini loh, ayo manfaatin dong. Pemprov punya banyak tenaga penyedia jasa layanan perorangan (PJLP) loh, ayo masuk dong biar Anda kerja, ada aktivitas," kata dia.

"Tapi ini butuh waktu. Namun, kan harus ada upaya yang dijalankan. Biar bagaimanapun mereka tidak boleh tawuran, walaupun kondisi mereka seperti itu," kata dia.

Sebelumnya, polisi menggelar sweeping di kawasan pemukiman Manggarai Selatan (Magasen), Tebet, Jakarta Selatan hari ini. Sweeping itu bertujuan mencari pelaku tawuran yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Peredaran Narkoba dengan Kedok Tawuran di Manggarai

"Tadi malam sudah melakukan penangkapan terhadap sembilan orang. Lima pelaku tawuran dan empat positif narkoba. Kemudian siang ini kita juga berhasil mengamankan empat pelaku narkoba, Jadi toral ada 13 orang," ucap Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Bastoni Purnama saat ditemui di Manggarai.

Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan sejumlah senjata tajam yang diduga digunakan untuk aksi tawuran dan hasil tes urin para pemakai narkoba yang dipastikan positif gunakan sabu dan ganja.

Ke-13 orang tersebut langsung dibawa ke Polres guna dimintai keterangan oleh pihak penyidik. Bastoni pun memastikan akan melakukan pengembangan untuk mencari pelaku tawuran lainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com