JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta para pelaku pemalakan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Ia berharap, keempat pelaku yang sudah ditahan dan enam pelaku lain yang dalam pembinaan dapat jera.
"Saya berterima kasih, apresiasi kepada aparat penegak hukum yang bertindak responsif di mana para pelaku tindak pidana itu langsung ditahan, diproses, dan mudah-mudahan punya efek jera," kata Anies di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2019) malam.
Baca juga: 10 Orang Diamankan Terkait Pemalakan di Tanah Abang, 4 Pelaku Jadi Tersangka
"Bahkan tindakan-tindakan seperti itu adalah sebuah tindakan pidana dan punya konsekuensi pidana. Semua tindakan hukum itu memiliki konsekuensi hukum," ujarnya.
"Jadi bila ada seseorang melakukan tindakan yang punya konsekuensi pidana, aparat penegak hukum dengan leluasa menegakkan aturan," lanjutnya.
Baca juga: Pelaku Pemalakan di Tanah Abang Nekat Gedor-gedor Mobil jika Tidak Diberi Rp 2.000
Sebelumnya beredar video para pemuda tengah memalak para pengendara mobil yang hendak melintasi pintu keluar Blok F Pasar Tanah Abang.
Sejumlah pemuda tampak memberhentikan mobil-mobil yang hendak keluar. Mereka lalu memaksa sopir memberikan uang. Mereka terus mengikuti mobil yang berusaha berjalan.
Setelah video tersebut viral, 10 pemuda ditangkap oleh polisi. Empat orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti memalak para sopir.
Baca juga: Fakta di Balik Pemalakan dan Pemerasan di Tanah Abang
Keempat tersanga itu adalah Supriyatna (40), Nurhasan (26), Tasiman (22), dan M Iqbal Agus (21). Sementara enam orang lainya dilakukan pembinaan.
Pelaku tindak pemerasan dan pemalakan itu disebut akan menolak bila mereka hanya diberi uang Rp 500 atau Rp 1.000.
"Ketika dikasih Rp 500 mereka minta lebih, mereka minta Rp 2.000. Di sini ada tindak pemerasan," kata Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono di Polsek Metro Tanah Abang, Jalan Penjernihan, Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2019).
Jika tidak dikasih, mereka tidak segan-segan menggedor atau menghadang mobil tersebut.
Pengakuan pelaku
Supriyatna mengaku baru pertama kali melakukan pemerasan di wilayah Pasar Tasik, Tanah Abang, yang berlangsung setiap Senin dan Kamis setiap minggunya.
"Saya baru kali ini, benar deh baru aja kemarin," katanya.