Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sesuram Bayangan, Bagaimana Penampakan Kampung Kusta?

Kompas.com - 09/09/2019, 10:39 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

"Di sini ada 5 RT (rukun tetangga). Dulunya disebut Kampung Transit," ujar Raslijar.

Keberadaan kampung tersebut berkait erat dengan RS Sitanala. Awalnya, penghuni kampung adalah mereka yang sedang menjalani pengobatan di rumah sakit itu.

"1981 dibikin Kampung Transit (bagi penderita kusta) untuk rawat jalan sebulan atau dua bulan sekali," lanjut dia.

Namun, karena banyak pasien yang kemudian tak diterima kembali oleh keluarga, akhirnya kampung tersebut didirikan secara paten oleh pemerintah dan dikhususkan bagi penderita kusta.

Baca juga: Perjuangan Hidup Abdul Wahab, Tak Patah karena Kusta

Kampung ini semakin ramai karena banyak penderita kusta tak ingin balik ke kota atau kampungnya. Keluarga-keluarga baru pun bermunculan. 

"Biasanya sesama penderita dulu ke sini saling kawin," ujarnya.

Raslijar mengaku bukan asli penduduk kampung ini. Akan tetapi sejak kecil dia terbiasa bermain ke sini. 

Bukan tanpa alasan, kedua orangtuanya bekerja di RS Sitanala dan sering mengunjungi Kampung Kusta. Lama-lama, terbiasa.

Saat ini, Raslijar juga bekerja di RS Sitanala. Lokasi rumahnya sekarang juga tak jauh dari Kampung Kusta. Menariknya, dia mengaku lebih sering nongkrong di kampung ini dibanding di kawasan rumahnya sendiri. 

Raslijar pun menegaskan, penghuni Kampung Sitanala tak lagi hanya penderita atau mantan penderita kusta. Tak sedikit warga tanpa penyakit itu tinggal di sana. 

"Di sini sudah campur. Ada yang keluarganya penderita kusta datang dan tinggal di sini. Ada lagi karena rumah dan kontrakan yang disewakan," tutur Raslijar.

Masuk perkampungan

Penjelasan Raslijar tak cukup membuat kami puas. Bukankah harusnya kampung ini hanya untuk para penderita atau mantan penderita kusta dan keluarganya? 

Pertanyaan itu langsung berjawab saat kami menjumpai Ibu Nani. Penampakannya sehat tanpa ada gejala apalagi bekas kusta. 

Baca juga: Indonesia Negara Penderita Kusta Terbanyak Ketiga di Dunia

Ketika ditanya, dia dengan ramah membenarkan bahwa dia bukan penderita atau mantan penderita kusta. 

Perempuan berusia 37 tahun ini tinggal di situ karena mengontrak salah satu rumah, bersama suami dan satu anak berusia 5 tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com