Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sesuram Bayangan, Bagaimana Penampakan Kampung Kusta?

Kompas.com - 09/09/2019, 10:39 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi

"(Sudah) 4 tahun (tinggal di sini), senang saja. Semua orang kan enggak mau sakit. Wallahu a'lam," kata Nani.

Nani pun mengaku nyaman-nyaman saja berinteraksi dengan penghuni lain di kampung ini sekalipun memperlihatkan tanda mantan penderita kusta.

"Fisiknya mereka doang yang cacat tapi hatinya baik. Daripada di perumahan (yang interaksinya) lu gue, di sini berbaur. Ibarat kalau kita enggak punya, mereka bantu," tutur Nani.

Ia juga mengaku tak segan menitipkan anaknya kepada tetangga saat harus pergi keluar rumah bersama suaminya. 

"Jiwa sosial mereka tinggi. Anak main sering dititipin juga enggak apa-apa," kata dia.

Warga baru

Berbeda dengan Nani yang tinggal di Kampung Kusta karena mengontrak, Hendra berada di sana karena harus menjalani pengobatan di RS Sitanala.

Lelaki 36 tahun ini baru empat bulan di Kampung Sitanala. Secara berkala dia harus memeriksakan kondisinya ke rumah sakit. 

"Di (RS) Sitanala rawat jalan. Minimal 3 bulan sekali masa surat jalannya habis baru balik lagi ke rumah sakit," ujarnya.

Mengikuti saran dokter, Hendra pun tak banyak beraktivitas. Daya tahan tubuhnya harus dijaga baik-baik. Berobat dan istirahat mendominasi aktivitas hariannya. 

Baca juga: Waspada Gejala Kusta Sebelum Alami Cacat Tubuh Permanen

"Enggak boleh kerja. Harus istirahat biar obat cepat dan gampang reaksi. Harus jaga daya tahan tubuh," ungkap Hendra.

Saat ini dia tinggal di satu rumah bersama seorang kawan. Hendra berkeyakinan bisa sembuh dari penyakit yang sekarang sedang dia lawan itu.

"Yang penting pengobatan rutin enggak boleh minum obat terlewat sehari pun semoga tak banyak yang terjadi," tutupnya.

Ikuti juga liputan khusus Ada Kusta di Antara Kita di Kompas.com

Cerita ini bukan satu-satunya kisah dari Kampung Kusta. Dalam tulisan terpisah akan tersaji sejumlah upaya warga yang juga mantan penderita kusta untuk melawan stigma dan berdaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com