Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarat Dapat Pin Ibu Hamil Harus Punya KMT Diprotes, PT KCI Tak Akan Ubah Peraturan

Kompas.com - 09/09/2019, 16:54 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memastikan, kartu multitrip (KMT) merupakan salah satu persyaratan untuk mengambil pin ibu hamil di stasiun KRL.

Hal ini terkait protes dari ibu hamil yang tidak bisa mendapat pin khusus itu karena tidak punya KMT.

"Betul, (untuk mengambil pin ibu hamil) perlu KMT (sebagai) identitas dan surat keterangan dokter atau bidan," ujar Vice President Corporate Communication PT KCI, Anne Purba kepada Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Anne menyebut, penumpang KRL memang tidak diwajibkan menggunakan KMT apabila hendak wara-wiri saja. Akan tetapi, untuk memakai program layanan PT KCI, KMT mutlak dibutuhkan untuk keperluan pendataan.

"Simpel saja. Syarat mendapatkan pin itu ada KMT, KTP, dan surat keterangan dokter. Bisa di-upload dan kami bisa lihat apresiasi terhadap KMT, KMT kan produk kami," kata Anne.

"Itu sebagai syarat karena nomor kartu tersebut kan ada di data kami. Melalui KMT, kami bisa melakukan retensi program pelayanan dengan produk PT KCI. Kalau kartu bank, kami enggak bisa pegang database-nya," ia menambahkan.

Baca juga: Dukung Pin Ibu Hamil, Penumpang KRL: Kalau Ada yang Pakai, Langsung Kasih Duduk

Anne menolak anggapan bila hal ini berarti ibu hamil tidak dilayani dengan baik, apalagi tuduhan bahwa layanan ini merupakan strategi terselubung mendongkrak penjualan KMT.

Meski begitu, ia mengakui bahwa layanan ini merupakan layanan eksklusif bagi pengguna KMT.

"Saya misalnya pelanggan Garuda Indonesia. Mereka ada yang namanya kartu miles. Kalau tidak punya, apa iya saya tidak boleh naik Garuda?" kata Anne.

"Memang untuk saat ini (salah satu) syaratnya KMT. Tapi, penumpang lain yang pakai e-money bisa tetap meminta tempat duduk dan bisa diberikan. Perlindungan ibu hamil, ada dan tidak ada pin pun, kami kan sudah edukasi penumpang kami untuk memberikan kursi prioritas bagi yang  membutuhkan. Bukan berarti ibu yang tidak memiliki pin itu dilayani dengan berbeda. Sebenarnya ini kan bentuk customer loyalty," imbuhnya panjang.

Jika tidak memiliki KMT sendiri, lanjut Anne, ibu hamil yang ingin mendapatkan pin bisa memakai KMT milik teman atau kerabat.

Baca juga: Dengan Pin Khusus, Wanita Hamil Muda Penumpang KRL Tak Lagi Disangka Berbohong

"Agar kami bisa mendokumentasikan saja," imbuh Anne.

Sebelumnya, seorang ibu hamil mengkritik PT KCI lantaran dirinya diminta menunjukkan KMT kala ingin mendapatkan pin ibu hamil di Stasiun Tanah Abang, Jumat (6/9/2019), melalui status di akun Facebook-nya.

Ia tak memiliki KMT, karena merasa penggunaan kartu bank lebih efisien karena dapat dipakai untuk menggunakan berbagai moda transportasi, tak hanya KRL.

PT KCI membuka kesempatan bagi para ibu hamil untuk mendapatkan pin khusus di Stasiun Bekasi, Bogor, Juanda, Duri, Sudirman, dan Tanah Abang dalam rangka Hari Pelanggan Nasional yang jatuh pada 4 September 2019 lalu.

Pin ini dinilai bakal memperlebar peluang ibu hamil mendapatkan tempat duduk prioritas di KRL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com