Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Reaksi Pelanggar Ganjil Genap, Coba Suap Petugas hingga Telepon Kerabat

Kompas.com - 10/09/2019, 08:31 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari pertama penerapan perluasan ganjil genap di 25 ruas jalan di Jakarta pada Senin (9/9/2019) kemari nyatanya belum banyak diketahui oleh pengendara.

Hal ini diketahui dengan banyaknya pengemudi roda empat yang terkena tilang oleh pihak berwajib karena melewati jalur ganjil genap yang tak sesuai pelat kendaraannya.

Meski demikian, ada saja hal menggelitik karena reaksi para pengendara yang ditilang.

Berikut Kompas.com merangkum reaksi para pengemudi kendaraan roda empat ketika ditilang:

1. Marahi petugas

Seorang pengendara mobil di Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur, tidak terima mobilnya dihentikan dan diminta memutar balik oleh petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta ketika hendak masuk Jalan Pramuka saat penerapan ganjil genap, Senin (9/9/2019).

Awalnya, pengendara bernama Syarifah, warga Bogor yang mengendarai mobil berpelat nomor B 172 OQ itu, dihentikan petugas dan diminta berputar balik agar tidak masuk zona ganjil genap di Jalan Pramuka.

Pasalnya, hari ini hanya mobil berpelat nomor ganjil yang diizinkan melintas. Namun, dirinya malah tidak terima dan memarahi petugas.

Baca juga: Pengendara Ini Marahi Petugas, Tolak Putar Balik Saat Ganjil Genap

"Bukan masalah sosialisasi selama sebulan. Saya biasa melintas di sini sebulan terakhir tidak pernah distop. Ini persoalan komunikasi dua arah yang tidak baik," kata Syarifah.

Syarifah beralasan, dirinya tidak tahu adanya perluasan penerapan ganjil genap di Jalan Pramuka. Menurut dia, sosialisasi ganjil genap yang dilakukan selama satu bulan kurang cukup.

Setelah memarahi petugas, Syarifah menolak instruksi petugas dan tetap melanjutkan perjalanan ke Jalan Pramuka untuk menuju tempat kerjanya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

2. Coba suap petugas

Berbeda dengan Syarifah, seorang pelanggar aturan ganjil-genap di Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2019) pagi, mencoba menyuap polisi lalu lintas yang menilangnya.

Mobil dengan nomor polisi Jakarta itu dihentikan petugas pada pukul 09.30 WIB.

Ketika ditanya apakah pelanggar mengetahui kesalahannya, penumpang mobil tersebut malah menjawab, "Saya tahu, damai sajalah ya Pak."

Baca juga: Pelanggar Aturan Ganjil Genap Coba Suap Polisi

Ia lalu menyodorkan uang dengan pecahan Rp 50.000 kepada petugas.

"Jangan Bu ya, nanti bayar untuk negara saja. Ambil di kejaksaan tanggal 20 ya, jangan kasih saya karena itu bukan hak saya. Nanti ibu masuk penjara," kata petugas kepada penumpang sembari mengambil STNK yang dipegang oleh pengendara.

Setelah pemberian surat tilang selesai, petugas mempersilakan mobil untuk melaju.

3. Bingung

Christi, pengendara yang melewati jalur yang ganjil genap di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat mengaku bingung.

Saat itu Rudi ditindak polisi di kawasan Salemba Raya, tepatnya di depan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

"Hallo selamat pagi, hari ini sudah perluasan ganjil genap. Kenapa masih melanggar?" ucap polisi yang berjaga.

"Iya pak saya baru tahu, saya kurang baca berita kayaknya," ujar Christi, pemilik mobil Marcedes Benz yang ditindak polisi.

Christi mengeluhkan banyaknya wilayah yang terkena perluasan ganjil genap itu.

"Aduh kok banyak ya perluasannya, saya bingung lewat mana lagi," katanya.

4. Tertawa karena ditilang di hari ulang tahun

Hal menarik lainnya adalah ketika seorang pengendara ditilang bertepatan dengan hari ulangnya.

Pengendara bernama Arif (42) terkena tilang saat memasuki wilayah ganjil genap di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

Rupanya, Arif ditilang tepat pada hari ulang tahunnya yang jatuh pada hari ini.

Baca juga: Pelanggar Lalu Lintas Diberi Ceramah Agama sebelum Akhirnya Ditilang

"Iya ini padahal hari ulang tahun saya, malah saya kena tilang," kata Arif sambil tertawa ketika ditanya awak media.

5. Telepon kerabat

Aksi menelepon kerabat ketika ditilang masih juga terjadi saat penindakan ganjil genap.

Pengemudi mobil city car yang terkena tilang di kawasan di Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara berusaha menghubungi kerabatnya ketika polisi menulis surat tilang.

"Enggak tahu tuh siapa yang ditelepon," kata polisi yang menilang pengemudi mobil tersebut.

Dengan menggunakan earphone, Intan berbincang-bincang dengan kerabatnya. Namun, tak begitu terdengar apa yang ia bicarakan.

Beberapa saat kemudian ponsel tersebut Intan berikan kepada polisi yang menilangnya. Polisi itu kemudian menjauh ke pinggir jalan berbincang-bincang dengan yang ditelepon.

Setelah selesai, polisi menyerahkan ponsel itu kepada Intan. Meski begitu, Intan tetap dikenai sanksi tilang.

"Enggak tahu (Jalan Gunung Sahari terkena ganjil genap), baru pertama kali lewat sini," ucapnya kepada wartawan.

Dengan membawa surat tilang berwarna biru itu, Intan pun meneruskan perjalanan menuju arah Ancol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com