Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyandang Disabilitas Kritik Sejumlah Fasilitas yang Ada di Stasiun Tanjung Priok

Kompas.com - 10/09/2019, 16:51 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyandang disabilitas mengkritik sejumlah fasilitas yang ada di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kritik itu mereka sampaikan ketika pengecekan sarana transportasi ramah disabilitas bersama Kementerian Perhubungan pada Selasa (10/9/2019).

Catur Sri Nugroho (30) seorang penyandang disabilitas pengguna kursi roda menyampaikan beberapa kekurangan yang ia rasakan di stasiun tersebut. Salah satunya adalah jarak antara peron dengan kereta.

"Kalau untuk Permenhub nomor 48 itu kan jarak maksimal kereta dengan peron itu 20 cm tapi ternyata itu masih jauh jadi menyulitkan kursi roda untuk naik," kata Catur ditemui di Stasiun Tanjung Priok, Selasa.

Ia juga mengomentari akses masuk ram menuju stasiun tersebut. Kata Catur, ram di pintu masuk stasiun masih menggunakan ram yang bisa dibongkar pasang.

Baca juga: Kemenhub Ajak Kaum Disabilitas Cek Sarana Transportasi

Kata dia, bisa saja sewaktu-waktu saat ram itu dibuka, ada pengguna kursi roda yang ingin menggunakan KRL harus mengangkat kursi rodanya.

"Terus peron-peron ini kan dibuat agak miring ya, itu kan biar air tidak tergenang tapi itu bagi pengguna kursi roda itu menyulitkan bagi pengguna kursi roda itu agak berat di kayuhnya," ujar Catur.

Kritik juga disampaikan oleh dua orang tuna netra bernama Hajad Suhajad (45) dan Bagus Suprianto (55). Hal pertama yang mereka kritik adalah lantai sebelum pintu masuk stasiun banyak yang berlubang hingga rawan tersandung bagi mereka.

Mereka mengapresiasi pihak stasiun telah memasang guiding block atau jalur penanda bagi para tuna netra. Namun, masih terdapat kekurangan pada guiding block tersebut.

"Jalan ke loket sudah ada guiding block-nya, tapi guiding block-nya berhenti di tengah-tengah enggak sampai ke meja loket," kata Hajad.

"Misal kita kalau sendiri, enggak ada orang yang nemenin sudah sampai ujung (gading blok) saya disuruh ke mana nih," timpal Bagus.

Baca juga: Bantu Penyandang Disabilitas, Ada Fasilitas Huruf Braille di Acara Flona 2019

Mereka juga sedikit heran dengan guiding block yang mengarah ke toilet stasiun. Guiding block itu mengarahkan mereka ke arah toilet umum. Padahal, Stasiun Tanjung Priok sudah memiliki toilet khusus penyandang disabilitas.

Untuk mengakses toilet, kata Hajad, mereka yang sudah melakukan taping ke dalam stasiun harus kembali keluar karena toilet berada di dekat loket.

"Paling parah juga kalau mau naik kereta kan, kalau mau naik kereta kan disediakan panggung karena peronnya lebih rendah dari gerbong. Tapi tidak ada ram untuk pengguna kursi roda. Pegangannya juga tidak ada," ujar Bagus.

Untuk menutupi itu semua, mereka berharap agar setidaknya ada petugas yang diberikan pelatihan khusus agar bisa membantu mereka di stasiun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com