"Customer komplainnya kok agak lama, saya jawab, 'Maaf Bu, motor lagi rusak'. Ngomong terus terang, gitu. Ya kaget mereka," kata Eko.
"Tapi bintang lima semua," imbuhnya bangga.
Torehan bintang lima setiap antaran boleh jadi setimpal dengan upaya yang ia kerahkan tiap hari. Mengayuh sepeda di antara lalu-lalang kendaraan, termasuk truk-truk berat di Bekasi yang berdebu tentu membutuhkan tenaga ekstra.
Baca juga: Cerita Eko Driver Go-Food Pengayuh Sepeda di Bekasi, Rajin Ngalong dan Langganan Bintang 5
Belum lagi ia harus mendaki beberapa jalan layang. Beruntung pula, belum pernah ada pelanggan yang membatalkan pesanan tiba-tiba.
"Memang sih aman-aman saja selama ini, cuma kalau naik sepeda harus lebih hati-hati di jalan. Saya paling ambil order daerah Bekasi Kota saja, ke Summarecon, stasiun, Wisma Asri, Mustikasari, Galaxy. Ke Tambun enggak, Harapan Indah enggak, kejauhan," ungkap ayah dua anak ini.
Rajin ngalong
Jauhnya jarak yang mesti ia tempuh demi mengantar pesanan dengan sepeda membuat Eko mau tak mau harus hidup bagai kalong: wara-wiri malam hari.
Ia mulai mengaspal sekira pukul 09.00 pagi. Siang hari, ia pulang ke rumah untuk istirahat, lalu kembali wara-wiri selepas magrib.
"Sehari enggak tentu berapa orderan, soalnya tergantung (jarak) orderan, kalau jauh enggak kuambil. Paling jauh paling ke Mustikasari (Bantargebang). Tempo hari pernah antar pesanan 200 roti, aku ikat di belakang walaupun enggak ada joknya," tutur pria asal Lasem, Jawa Tengah itu.
Saat mujur, Eko mengaku pernah meraup 13 order sepanjang malam hingga subuh. Namun, saat kondisi "anyep" -- istilah para driver ketika sepi pesanan, keadaan berubah jadi demikian berat bagi Eko. Sialnya, keadaan inilah yang sering ia hadapi selama dua bulan terakhir.
"Kemarin sempat ditawari pinjam motor sama anak Go-Jek juga, tapi sehari setor Rp 10 ribu. Saya bilang, iya kalau order lancar, kalau enggak, gue ngumpanin elu namanya. Lu enggak capek, gue yang jalanin. Sehari saja dapatnya 2-3. Kemarin ini dari pagi sampai malam cuma dapat 1 doang," ia berkisah.
Dibantu rekan satu aspal
Kabar terakhir, Selasa (10/9/2019) malam, mesin motor bebek Eko yang selama dua bulan tak mampu hidup telah diperbaiki. Namun, Eko belum berani mengaspal dengan motor bebek itu. Khawatir jika di jalan masih ada gangguan pada motor tersebut, kata dia.
"Kemarin pas bulan puasa sudah kubetulin, habis Rp 900.000. Terus sempat rusak lagi, dibetulkan kawan, pagi-pagi mau jalan dia ngelos, disela enggak nyala, nyangkut. Motor memang sudah rewel. Pokoknya pas bulan puasa itu saya sudah pakai sepeda. Ya total sekitar Rp 2 juta lebih lah (ongkos servis)," jelas Eko.
Dia menyebut, dirinya belum mendapatkan bantuan apa pun dari Go-jek. Beruntung, sejumlah rekan satu aspal melakukan aksi solidaritas dengan membuka donasi untuknya.
“Kawan-kawan lagi ngumpulin. Koordinator yang nyebarin di media sosial juga, tadi sudah terkumpul Rp 8 juta,” tutup Eko yang mengaku rutin "mangkal" di basecamp ojek online belakang Hotel Merapi Merbabu, Bekasi Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.