Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Difabel Kunjungi Dua Pusat Pelayanan Transportasi di Jakarta Utara

Kompas.com - 11/09/2019, 08:39 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan mengajak para difabel untuk menjajal dan mengevaluasi langsung sejumlah pusat pelayanan transportasi di Jakarta Utara.

Kabid Pengelolaan Sarana dan Prasarana Transportasi Berkelanjutan Kemenhub Qodri mengatakan, kunjungan itu mereka adakan dalam rangka menyambut Hari Perhubungan Nasional.

Sebanyak 70 difabel, mulai dari tunanetra, tunarungu, hingga pengguna kursi roda, mereka ajak untuk menilai langsung apakah sejumlah sarana transportasi di Jakarta Utara sudah ramah terhadap mereka.

Baca juga: Kemenhub Ajak Kaum Disabilitas Cek Sarana Transportasi

"Nah pada hari ini kami melakukan kunjungan ke pusat-pusat pelayanan transportasi. Pertama ini ada di Stasiun Tanjung Priok, kedua di Terminal Bus Tanjung Priok," kata Qodri di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (10/9/2019).

Stasiun Tanjung Priok

Lokasi pertama yang dikunjungi para difabel adalah Stasiun Tanjung Priok. Stasiun berarsitektur bangunan Belanda ini mereka cek dari awal pintu masuk, loket, toilet, peron, hingga di atas gerbong kereta.

Masing-masing dari para disabilitas mencoba seperti apa rasanya jika mereka berpergian melalui stasiun tersebut.

Sesuai pengecekan, merekapun melontarkan beberapa usulan kepada stasiun Tanjung Priok.

Baca juga: Penyandang Disabilitas Kritik Sejumlah Fasilitas yang Ada di Stasiun Tanjung Priok

Kompas.com kemudian bertanya kepada tiga orang penyandang disabilitas, yakni Catur Sri Nugroho (30) pengguna kursi roda, dan dua orang tunanetra, yakni Hajad Suhajad (45) dan Bagus Suprianto (55).

Dari penilaian ketiga orang tersebut diketahui ada sejumlah fasilitas yang mereka resahkan. Hal pertama yang mereka keluhkan yaitu lantai di pintu masuk stasiun yang tidak rata dan cendrung berlubang.

Hal ini dianggap bisa membahayakan para penyandang disabilitas khususnya tunanetra yang membuat mereka rawan tersandung.

Yang kedua yaitu ramp untuk memasuki lokasi stasiun yang sedikit lebih tinggi dari akses masuk stasiun. Ramp yang disediakan pihak stasiun merupakan ramp bongkar pasang yang sewaktu-waktu jika sedang dilepas akan menyulitkan pengguna kursi roda.

Guiding block atau lantai pemandu bagi para tunanetra juga sedikit bermasalah. Guiding block menuju loket terputus di tengah-tengah, sehingga bisa menimbulkan kebingungan bagi para tuna netra.

Selain itu, guiding block ke arah toilet justru mengarahkan para tuna netra ke toilet umum, padahal Stasiun Tanjung Priok sudah memiliki toilet disabilitas.

Lokasi toilet yang ada di luar peron juga dianggap sedikit menyulitkan karena para difabel harus tap out terlebih dahulu untuk mengaksesnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com