Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Viral Sekuriti Dianiaya Polisi, Kapolda Imbau Anggota Tak Arogan

Kompas.com - 11/09/2019, 10:19 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengimbau anggotanya tidak bersikap arogan pada saat atau setelah menjalankan tugas.

Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman antara anggota polisi dan masyarakat.

Untuk diketahui, pekan lalu terjadi kesalahpahaman antara oknum polisi dan sekuriti di kawasan Jakarta Barat.

Sekuriti tersebut diduga dianiaya oleh oknum polisi yang bertugas di Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.

Baca juga: Tepergok Tanpa Busana Bersama Istri Rekan Bisnis, Oknum Polisi Dilaporkan ke Propam

"Kita melihat kemarin di Polsek Taman Sari, ada anggota yang melakukan tindakan ataupun itu kesalahpahaman. Tapi coba tahan emosi, tolong diingatkan. Kalau itu sudah viral, kita tidak bisa melihat apakah itu salah atau benar," kata Gatot di Polda Metro Jaya, Rabu (11/9/2019).

"Kalau ada kesalahpahaman, silakan diselesaikan dengan baik," lanjutnya.

Menurut Gatot, informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya mudah tersebar di media sosial.

Oleh karena itu, Gatot mengimbau anggotanya bijak dalam berprilaku guna menghindari berkembangnya spekulasi buruk di lingkungan masyarakat.

"Tolong sikap, prilaku, dan tindakan kita kepada masyarakat betul-betul mengacu pada norma etik. Kita mempulai nilai yang harus kita hormati. Tolong sampaikan kepada anggota kita baik di Polda, Polres, dan Polsek," ujar Gatot.

Sebelumnya, sebuah rekaman CCTV yang menunjukkan oknum Polisi menganiaya seorang sekuriti menjadi perbincangan di media sosial.

Video yang diunggah akun YouTube "camera intel" itu menunjukkan peristiwa tersebut terjadi di lahan yang banyak dipakai parkir mobil.

Dalam video berdurasi 1 menit 36 detik itu, terlihat oknum polisi tersebut turun dari mobilnya dan langsung memukuli sekuriti. Oknum polisi itu berkali-kali memukuli korbannya.

Baca juga: Berakhir Damai, Sekuriti yang Dianiaya Polisi Cabut Laporan

Setelah beberapa menit, oknum tersebut memarkirkan mobilnya di sana. Berdasarkan rekaman CCTV, peristiwa itu terjadi pada tanggal 6 September 2019 pukul 14.55 WIB.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, kasus dugaan penganiayaan itu telah berakhir damai. Sekuriti tersebut memutuskan untuk mencabut laporan yang terdaftar di Propam Polda Metro Jaya.

Argo menyebut, peristiwa penganiayaan itu terjadi karena kesalahpahaman antara oknum polisi dan sekuriti.

"Laporan sudah dicabut," kata Argo saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (9/9/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com