Tanpa banyak diketahui, Habibie rupanya beberapa kali menjenguk mantan Panglima ABRI Jenderal AH Nasution di rumahnya. Pak Nas juga tergabung dalam Petisi 50.
Di kediaman Pak Nas itulah, Habibie bertemu dan kerap berdiskusi dengan Ali Sadikin.
Dalam sebuah percakapan di kediaman AH Nasution, Ali Sadikin melontarkan kritiknya kepada Habibie soal rencana pengembangan industri strategis. Saat itu, Habibie menjabat sebagai Menristek sekaligus Direktur Utama PT PAL.
Habibie kemudian meluruskan informasi yang diterima Ali. Ali tak percaya begitu saja dan menantang Habibie untuk membuktikannya.
"Saya bilang saudara one seket (maksudnya Petisi 50, red) kenapa tidak melihatnya (proyek-proyek itu)," ucap Habibie dalam harian Kompas, 5 Juni 1993.
"Dia (Ali Sadikin) bilang berani kamu? (saya jawab) kenapa tidak berani?" jawab Habibie lagi.
Baca juga: Obituari BJ Habibie: Selamat Jalan Mr Crack dari Parepare
Lima hari kemudian, Habibie menelepon Ali Sadikin dan mengajaknya melihat pabrik PT PAL di Surabaya, Jawa Timur. Mantan Letnan Jenderan Marinir itu pun menyambut undangan Habibie.
“Siapa yang rekayasa? Itu spontan terjadi dalam dua-tiga menit. Saya bilang, kamu berani undang saya? Mana ada rekayasanya? Kecuali kalau tidak dibilang mau ngundang. lima hari setelahnya telpon saya undang. Itu namanya rekayasa," ucap Ali.
"Di situ saya hargai Habibie bahwa kepribadiannya baik. Kalau yang lain kan tunggu petunjuk. Dia tidak, spontan. mana ada yang berani ngundang saya,” katanya lagi.
Akhirnya, pada 3 Juni 1993, Ali Sadikin dan kawan-kawan menyaksikan penyerahan dua kapal produk PT PAL - Caraka Jaya Niaga III-17 dan III-22 - pesanan PT Pan Finance.
Tak hanya menonton seremoni, tetapi Ali Sadikin dkk juga diajak mengitari seluruh komplek PT PAL. Habibie, selaku tuan rumah, bersemangat menceritakan secara detil teknologi-teknologi terbaru yang mereka miliki.
Saat pertemuan, tak ada jarak antara anak buah Presiden itu dengan kelompok yang selama ini dianggap “musuh” Soeharto. Namun, tanda tanya bermunculan soal motif Habibie mengundang tokoh Petisi 50.
Meski undangan pertama Habibie kepada kelompok Petisi 50 ke Surabaya mengundang tanda tanya sejumlah pejabat negara, namun Habibie tak berhenti.
Dia pun menganggap aksinya mengundang Petisi 50 tak akan menyinggung Soeharto. Habibie lalu mengundang kembali Ali Sadikin dkk ke Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) di Bandung, Jawa Barat.
Setelah berkeliling, Habibie mempersilakan para tamunya untuk memberikan kesan-kesannya.