Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapak Pembakaran Arang dan Peleburan Timah Ilegal Resahkan Warga Cilincing

Kompas.com - 13/09/2019, 07:45 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Cilincing Sugiman mengatakan, puluhan lapak pembakaran arang batok kelapa dan peleburan timah yang dikeluhkan warga Cilincing, Jakarta Utara, berstatus ilegal.

Alasannya, lapak-lapak industri rumahan itu berdiri di atas tanah milik pemerintah provinsi DKI Jakarta.

"Di situ memang jalur hijau, jalur sungai. Tanah fasos fasum, itu kan antara Cakung Drain dan Kali Gendong," kata Sugiman kepada wartawan Kamis (12/9/2019).

Sugiman mengatakan, berdasarkan mediasi terakhir yang mereka lakukan dengan pemilik lapak pada 2017 lalu diketahui ada 20 lapak yang berdiri di lokasi tersebut.

"Jumlahnya, 18 pembakaran arang dan 2 peleburan timah. Mungkin bisa bertambah sekarang," ujar Sugiman.

Aktivitas pembakaran arang dan peleburan timah itu sudah bertahun-tahun dipermasalahkan warga yang beraktivitas di sekitar lokasi lapak. Termasuk juga sekolah yang berdiri kurang lebih 200 meter dari lokasi lapak.

Menurut Sugiman, mediasi telah berulang kali coba dilakukan untuk mencari solusi.

Baca juga: Pembakaran Limbah di Sindang Jaya Sudah Jadi Mata Pencaharian Warga

"Solusi terbaik tampaknya belum ada. Tapi karena ini sudah mendapatkan keluhan masyarakat mungkin nanti kami (tindak). Berdasarkan Perda 8 tahun 2007 bahwa setiap orang atau badan dilarang melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan dampak pencemaran dan gangguan ketertiban. Tindaklanjutnya nanti ini akan disampaikan oleh pimpinan," jelasnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Kamis sore, hanya industri peleburan timah yang beroperasi. Dari lokasi lapak ini terlihat asap pekat membubung ke udara dari cerobong asap dan celah-celah lapak.

Bau menyengat pun tercium ketika melewati jalanan di depan lapak-lapak tersebut. Kompas.com coba menemui pemilik lapak tersebut namun berdasarkan pengakuan warga sang pemilik sedang tidak di tempat.

Sebelumnya diberitakan, puluhan lapak yang kerap mengeluarkan asap tebal ini dikeluhkan oleh warga sekitar. Bahkan, seorang guru dari SDN Cilincing 07 Pagi terkena pneumonia karena mdiduga sering menghirup asap tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com