Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Nama Habibie Diartikan sebagai Sosok Mencintai dan Dicintai.....

Kompas.com - 13/09/2019, 09:00 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie wafat pukul Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 WIB. Namun, kenangan atas sosoknya tak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Indonesia.

Putra pertama Habibie, Ilham Akbar Habibie menyebut ayahnya layak untuk dipanggil dengan nama Habibie. Nama Habibie diartikan sebagai sosok yang mencintai dan dicintai oleh orang-orang sekitarnya.

Ilham menyebut, ayahnya telah menerima banyak curahan cinta dari masyarakat Indonesia. Seluruh lapisan masyarakat merasakan duka cita mendalam atas kepergian Habibie hingga mereka rela berbondong-bondong mengantarkan Habibie ke peristirahatan terakhirnya di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.

Baca juga: Mengantar Habibie ke Pusara, Kembali di Samping Ainun

Presiden ketiga RI itu juga dikenal sebagai sosok yang mencintai rakyatnya dan menyebarkan energi positif kepada orang-orang di sekitarnya.

"Saya kira kita harus artikan nama Habibie dengan arti yang dicintai dan mencintai," kata Ilham saat memberikan sambutan dalam kegiatan tahlilan di rumah duka Habibie, Kamis (12/9/2019) malam.

Kepergian Habibie memang memberikan rasa duka cinta mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan. Namun, Ilham merasa bahagia melihat ayahnya wafat ketika dikelilingi oleh keluarga dan kerabat.

Mereka bahkan sempat memberikan ciuman perpisahan sebelum Habibie mengembuskan napas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

"Saya kira itulah alasan hari ini kita melihat bapak wajahnya seperti tersenyum. Bapak itu meninggal dalam kebahagiaan dan merasa bukan saja mencintai orang, tapi juga dicintai orang," ujar Ilham.

Dia yakin saat ini, ayah dan ibunya, Hasri Ainun, telah hidup berdampingan selamanya.

"Saya pribadi juga berada langsung di dekat kepalanya (Habibie). Bapak meninggal dalam pelukan dan cinta kami semua," kata Ilham.

Untuk mengenang kepergian almarhum BJ Habibie, keluarga akan menggelar kegiatan tahlilan di rumah duka di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan selama 40 hari berturut-turut.

Baca juga: Cinta untuk Pak Habibie...

Sebelum wafat, Habibie tak pernah menyampaikan pesan khusus untuk menggelar kegiatan tahlilan selama 40 hari tersebut.

Namun, kegiatan itu rutin dilakukan selama 40 hari oleh Habibie untuk mengenang wafatnya sang istri, Hasri Ainun pada tahun 2010.

"Saya sampaikan bahwa setiap hari, 40 kali berturut-turut kita akan bertemu di sini, berjumpa di sini, tahlilan, shalat bersama-sama, mendengar ceramah. Hal itu juga kita lakukan saat ibu wafat sembilan tahun lalu," kata Ilham.

"Walaupun Bapak tidak pernah menyebut pesan khusus, tapi buat saya logikanya tentunya kita harus melakukan hal yang sama (tahlilan selama 40 hari)," lanjutnya.

Habibie meninggal dunia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi. Salah satunya adalah jantung.

Habibie telah menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September 2019.

Selama masa perawatan, Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal.

Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan, tepatnya di samping makam almarhum istrinya, Hasri Ainun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com