Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Balita Meninggal Usai Makan Nasi Goreng dari Sekolah Kakaknya

Kompas.com - 13/09/2019, 21:55 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak bernama LSZ (3) meninggal dunia pada Kamis (12/9/2019) setelah memakan nasi goreng yang dibawa kakaknya dari sekolah.

Sang kakak yang berinisial ZAA (8) bersekolah di SDN 19 Tugu Utara mendapatkan nasi goreng itu dari pihak komite sekolah yang menjalankan program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PM-TAS).

Ibu kedua anak itu bernama Widia Sumarni (30) menceritakan kronologis kejadian tersebut. Ia mengatakan, nasi goreng itu didapatkan oleh ZAA pada Rabu (11/9/2019).

Anak sulungnya itu kemudian membawa nasi goreng itu ke rumahnya untuk menyantap nasi goreng itu bersama sang adik.

"Aku juga makan dua sendok, bersih, masih enak. Biasanya dapet juga udahlah makan mereka berdua sama kakaknya," kata Widia saat ditemui wartawan di kediamannya di Jalan Lontar VIII, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Setelah menyantap nasi goreng tersebut LSZ langsung tidur ke kamarnya, sementara ZAA pergi mengaji. Tak lama kemudian LSZ muntah-muntah.

Baca juga: Keracunan Makanan Selamatan 100 Hari Meninggalnya Warga yang Jadi Duka Satu Desa

Ayah LSZ bernama Wahyu Irawan (31) langsung membawa anaknya ke puskesmas terdekat untuk menjalani pemeriksaan.

"Waktu pas anak kedua saya muntah-muntah siang ya. Posisi anak pertama masih normal, sedikitpun enggak ada dirasa sama dia. Adiknya pada saat muntah pun masih biasa. Akhirnya saya lihat adek muntah-muntah ya sudah bawa ke puskesmas," ujar Wahyu.

Sekembalinya dari Ppskemas, kondisi sang adik tak kunjung membaik. Makanan dan minuman yang diberikan kepadanya terus ia muntahkan.

Parahnya, kakaknya juga muntah-muntah sepulang mengaji. Kedua anak ini langsung dibawa ke RS Tugu Koja. Sembari di perjalanan Widia mencari tahu apakah ada teman-teman ZAA yang mengalami hal yang sama setelah memakan nasi goreng tersebut.

Setiba di rumah sakit, ia mendapat kabar bahwa teman-teman putra sulungnya itu juga banyak mengalami hal yang sama. Bahkan salah satu teman juga diperiksa di rumah sakit yang sama dengan ZAA.

Di Rumah Sakit, ZAA dan LSZ langsung diperiksa laboratorium. Hasil lab menunjukkan bahwa leukosit ZAA ternyata tinggi sehingga ia harus diopname. Sementara sang adik diperbolehkan pulang karena hasil laboratoriumnya normal.

"Adiknya pulang kisaran pukul 10.00 WIB (malam). Dia sudah tidur, adiknya ditinggal sama mamanya ke rumah sakit untuk jaga kakaknya. Nah adiknya ini ditungguin sama embahnya karena posisinya saya mau berangkat kerja," ucapnya.

Beberapa jam kemudian adik Widia menghubungi suaminya yang sedang pergi bekerja karena kondisi tubuh LSZ lemas. Ia lantas memerintahkan adik iparnya tersebut langsung membawa putra bungsunya itu ke rumah sakit.

Setiba Wahyu di rumah sakit, LSZ sudah mendapatkan perawatan. Dokter menyebutkan bahwa anaknya itu kehilangan kesadaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com