Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencari Suaka yang Kembali Terlunta-lunta di Trotoar Kebon Sirih

Kompas.com - 19/09/2019, 08:36 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan hidup para pencari suaka di Jakarta terus berlanjut.

Setelah tak lagi tinggal Gedung Eks Kodam di Kalideres, Jakarta Barat, mereka kembali menempati trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Seperti biasanya, trotoar yang ditempati berada tak jauh dari kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Mereka tidur di trotoar halaman Kebon Sirih dengan hanya berbekal tenda dan alas tidur sederhana.

Tak lagi diberikan bantuan makanan

Seorang pencari suaka asal Afganistan, Mirza Hussain Sherzad (24) mengaku sudah sejak tanggal 4 September ini dia berada di Jalan Kebon Sirih bersama pencari suaka lainnya.

Mirza bersama puluhan pengungsi lainnya mengungkapkan alasannya kembali, yaitu karena  sudah tidak mendapatkan pasokan makanan dan minuman.

"Karena UNHCR berhenti memberikan kami makanan minuman dan uang Rp 1 juta yang biasa diberikan kepada kami, karena itu kami kembali," kata dia.

Baca juga: Pencari Suaka Diwajibkan Gulung Tenda Pukul 06.00 WIB

Merasa dibohongi UNHCR

Pencari suaka lainnya, Shukria Rahumi asal Afghanistan mengaku kecewa dengan UNHCR. Ia merasa dibohongi.

Ia mengatakan, awalnya pihak UNHCR menyatakan kalau Gedung Eks Kodim Kalideres akan ditutup.

Akhirnya, para pencari suaka mau menandatangani perjanjian untuk keluar dari Gedung Kodim.

"Mereka bilang kalau Gedung Kodim akan ditutup dan kami akan diungsikan ke tempat lain. Namun, sampai sekarang kami tidak ada tempat berteduh, bahkan masih ada pencari suaka lainnya yang bertahan di Gedung Kodim,” ujar Shukria.

Selain itu, para pencari suaka juga dijanjikan diberi Rp 1,6 juta per bulan untuk satu keluarga. Namun, hingga kini ia baru sekali mendapatkan uang tersebut.

"Jadi kita baru dapet sekali uang itu. Itu pun saat diinformasikan kalau Gedung Kodim itu akan ditutup makanya kita mau tanda tangan perjanjian," kata Shukria.

Aturan menempati trotoar Kebon Sirih

Setelah kembali ke trotoar di Jalan Kebon Sirih, Shukria merasa kondisinya semakin sulit. Setiap hari mereka harus bongkar pasang tenda karena mereka menempati trotoar.

"Kami diwajibkan pukul 06.00 WIB bongkar tenda, lalu buka tenda bisalah malam, sekitar pukul. 19.00 WIB lewat," kata dia.

Baca juga: Pemprov DKI Cari Tempat Penampungan Baru buat Pencari Suaka

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com