Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Pernah Dikeruk, Kali Bekasi Disebut lebih Mudah Meluap Ketimbang Ciliwung

Kompas.com - 19/09/2019, 09:34 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Bambang Hidayah menyebut, sedimentasi material lumpur dan tanah di Kali Bekasi semakin menumpuk dari tahun ke tahun.

Kini, Kali Bekasi disebut sudah dangkal.

"Kali Bekasi ini yang duluan banjir daripada Sungai Ciliwung. Selalu duluan banjir. Sudah berbeda kondisinya sekarang, dangkal dia," ungkap Bambang di sela peninjuan perbaikan tanggul Kali Bekasi di Kompleks Kemang Pratama, Rawalumbu, Rabu (18/9/2019).

Pendangkalan itu semakin parah sebab pemerintah tidak pernah mengeruk Kali Bekasi. Pengerukan itu mestinya dilakukan oleh Kementerian PUPR, melalui BBWSCC, namun Bambang mengklaim pihaknya belum bisa menggelontorkan anggaran pemeliharaan sungai.

"Idealnya setiap tahun pengerukan, ini kan tidak pernah dikeruk kan, makanya Kali Bekasi sudah dangkal. Sudah lebih dari 15 tahun sudah tidak pernah dilakukan pengerukan. Memang kewenangan kami," Bambang menjelaskan.

Baca juga: BBWSCC: Desain Normalisasi Kali Bekasi Sudah Siap, tapi...

"Kendalanya anggaran, mengalokasikan dana pemeliharaan kan harus benar dulu, misalnya tanggulnya benar dulu, kondisi prasarana penanganan banjirnya harus benar dulu. Sungai Ciliwung juga karena belum benar, belum ada alokasi dana pemeliharaan," lanjut dia.

Pengerukan ini nantinya akan dikerjakan sepaket dengan rencana normalisasi Kali Bekasi yang telah dicanangkan.

Saat ini, rencana yang juga mencakup pelebaran Kali Bekasi itu masih terganjal pembebasan lahan di bantaran kali. Pasalnya, kata Bambang, sudah banyak pemukiman warga yang berdiri di bantaran sana dan dibiarkan berdiri puluhan tahun oleh pemerintah tanpa evaluasi.

"Seperti di Ciliwung, evaluasinya 50 tahun sekali. Pembebasan lahannya besar," tutup Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com