JAKARTA, KOMPAS.com - Kelangkaan air bersih melanda ribuan warga RW 09, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Mereka mengakui bahwa peristiwa kelangkaan air bersih ini terjadi setiap peralihan musim.
Berikut fakta - fakta yang ada di balik kelangkaan air di wilayah Pegadungan:
1. RW 09 belum memiliki saluran PAM
Salah satu warga RW 09, Saiful Anwar (40), mengaku bahwa ia dan para tetangganya belum dilintasi pipa air milik Perusahaan Air Mineral (PAM).
Padahal, air PAM sangat dibutuhkan warga setempat untuk kebutuhan mendasar, seperti memasak dan mencuci.
Baca juga: 2.000 KK Alami Kelangkaan Air Bersih di Jakarta Barat
"Air PAM di sini enggak masuk sudah bertahun-tahun itu, enggak tahu mandeknya di mana proses pengajuannya," ujar Saiful saat ditemui di depan Musala Hikmatul Anwar, Jalan Bambu Air, Pegadungan, Jakarta Barat, Kamis (19/9/2019).
2. Air kuning dan asin
Saiful menceritakan bahwa keadaan air tanah di rumahnya memperihatinkan.
Pasalnya, air tersebut berwarna sedikit kuning dan memiliki rasa asin, ini dapat berbahaya bagi kesehatan mereka yang mengonsumsinya.
Karena itu warga setempat membeli air PAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp 2.000-2.500 per dirigen.
"Kalau dari sini sih subsidi air tangki ada. Kalau di sini kan air tanah kurang bagus, kuning warnanya, juga agak asin, coba aja ini ambil air wudhu. Emang dari dulu struktur tanah wilayah sini wadas, agak asin. Warga sehari-hari beli (air bersih) karena belum masuk air PAM," tambah Saiful.
Baca juga: Adanya Cacing Dalam Air PAM di Tangerang Disebut karena Kemarau
Begitu juga dengan Ida (60), salah satu warga yang juga mengeluhkan buruknnya kualitas air di kawasan rumahnya.
"Kuning, kadang kalau cuci baju ya gitu ada bekas kuning-kuning. Makanya kami enggak pernah minum pakai air tanah. Selalu beli air PAM," katanya di lokasi yang sama.
4. Ketua RW bilang masalah Ini sudah belasan tahun