Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Tahun Warga Pegadungan Menanti Pemerintah Tepati Janji Pasok Air Bersih

Kompas.com - 19/09/2019, 09:51 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kelangkaan air bersih melanda ribuan warga RW 09, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Mereka mengakui bahwa peristiwa kelangkaan air bersih ini terjadi setiap peralihan musim.

Berikut fakta - fakta yang ada di balik kelangkaan air di wilayah Pegadungan:

1. RW 09 belum memiliki saluran PAM

Salah satu warga RW 09, Saiful Anwar (40), mengaku bahwa ia dan para tetangganya belum dilintasi pipa air milik Perusahaan Air Mineral (PAM).

Padahal, air PAM sangat dibutuhkan warga setempat untuk kebutuhan mendasar, seperti memasak dan mencuci.

Baca juga: 2.000 KK Alami Kelangkaan Air Bersih di Jakarta Barat

"Air PAM di sini enggak masuk sudah bertahun-tahun itu, enggak tahu mandeknya di mana proses pengajuannya," ujar Saiful saat ditemui di depan Musala Hikmatul Anwar, Jalan Bambu Air, Pegadungan, Jakarta Barat, Kamis (19/9/2019).

2. Air kuning dan asin

Saiful menceritakan bahwa keadaan air tanah di rumahnya memperihatinkan.

Pasalnya, air tersebut berwarna sedikit kuning dan memiliki rasa asin, ini dapat berbahaya bagi kesehatan mereka yang mengonsumsinya.

Karena itu warga setempat membeli air PAM untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga Rp 2.000-2.500 per dirigen.

"Kalau dari sini sih subsidi air tangki ada. Kalau di sini kan air tanah kurang bagus, kuning warnanya, juga agak asin, coba aja ini ambil air wudhu. Emang dari dulu struktur tanah wilayah sini wadas, agak asin. Warga sehari-hari beli (air bersih) karena belum masuk air PAM," tambah Saiful.

Baca juga: Adanya Cacing Dalam Air PAM di Tangerang Disebut karena Kemarau

Begitu juga dengan Ida (60), salah satu warga yang juga mengeluhkan buruknnya kualitas air di kawasan rumahnya.

"Kuning, kadang kalau cuci baju ya gitu ada bekas kuning-kuning. Makanya kami enggak pernah minum pakai air tanah. Selalu beli air PAM," katanya di lokasi yang sama.

4. Ketua RW bilang masalah Ini sudah belasan tahun

Ketua RW 09 Abdulrozak Zakaria (58) berharap pemerintah kota menanggapi betul permasalahan air bersih dengan kerja nyata.

Sebab, menurut dia, sudah 15 tahun lebih permasalahan ini tidak bisa terselesaikan. Parahnya, saat musim kemarau tiba, warga kebingungan mencari sumber air bersih.

"Pengajuannya sudah 15 tahun dari RW soal pengadaan pipa air yang lama tapi belum ada realisasinya. Warga yang terdampak kekeringan di sini. Kalau kepala keluarga itu 2.000 jiwa, kalau yang terdaftar KTP itu 5.000 jiwa lebih," kata Rozak saat ditemui di rumahnya, Rabu (18/9/2019).

5. Sudah rapat dengan PAM Jaya.

Rozak bersama dengan perangkat RW dan kelurahan setempat mengaku sudah duduk bersama PAM Jaya untuk membahas persoalan air bersih.

Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa proses pemasangan pipa saluran air bersih bakal terealisasikan pada Oktober 2019.

Baca juga: Belum Meratanya Layanan Air PAM Jadi Penyebab Banyaknya Kasus DBD

"Alhamdulilah kemarin hasil rapat di PAM Jaya, kelurahan katanya sih Otober mau ada galian pipa untuk saluran air PAM Jaya, Oktober-Desember sudah jadi," kata Rozak.

6. Pemasangan pipa diharapkan bukan cuma janji

Walau sudah terbiasa dengan membeli air PAM yang dijual, tetap saja Rozak menginginkan pemerintah turun tangan dengan memasang pipa secara nyata.

"Ini janji yang kesekian, ya semoga tidak meleset lagi lah. Kami pun berharap kepada pak wali kota, gubernur, segeralah dibantu, karena kami ini di Jakarta Barat, bukan di kabupaten, di pegunungan, di Jakarta Barat masa tidak tersuplai air PAM Jaya," tutup Rozak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com