JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota geng motor Jakarta Tangerang All Star melakukan rekonstruksi adegan pembacokan yang memakan korban jiwa M Anjay (23).
Saat rekontruksi, para pelaku geng motor yang berjumlah delapan orang dihadirkan langsung memeragakan 18 adegan. Para pelaku tersebut adalah MM (18), RS (21), FH (20), RH (22), SAA (19), BDO (18), RZZ (18), SP (20).
Sementara enam pelaku lainnya tidak dihadirkan karena masih berada di bawah umur.
Rekonstruksi itu juga menyertakan motor pelaku sebagai barang bukti dan digelar di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu (19/9/2019).
Baca juga: Polisi Gelar Rekonstruksi Pembacokan Yang Dilakukan Geng Motor
Adegan pertama rekontruksi dimulai ketika tersangka RS memancing kelompok lawannya melalui media sosial Instagram Live untuk tawuran.
Adegan kedua, tiga teman RS, yakni RH, FH, SA datang bersama Juki yang masih menjadi DPO untuk menemui RS dengan berboncengan dua motor.
Lanjut ke adegan ketiga, Juki dan RS sempat pergi untuk mengambil senjata. Senjata yang mereka ambil adalah celurit, golok, stik golf, dan pedang. Mereka membawa sajam dengan diselipkan dalam celana.
Usai mengambil di RS dan kembali ke tempat semula saat RS bertemu teman-temannya. Di sana mereka membagikan senjata dan peran masing-masing dalam menjalankan aksi tawuran.
Selanjutnya RZZ dan SP menemui kelima temannya yang sebelumnya sudah berkumpul. Di sini mereka kembali mengobrol dan merencanakan aksi.
Selesai mengobrol, para pelaku bergegas ke tempat nongkrong di salah satu pom bensin kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Baca juga: Polisi Bantah Tawuran di Jalan Antasari Dilakukan Geng Motor
Tidak selang berapa lama, salah seorang saksi bernama RR dan APP dibonceng pelaku MM serta BDO ke TKP yang akan dijadikan lokasi tawuran.
Selanjutnya para pelaku bersiap dan bertemu korban Muhammad Sanjay yang juga membawa golok dan bersiap untuk tawuran.
Tawuran pun pecah, Sanjay berkelahi dengan SP, nahas tangan kanan SP yang menahan golok saat berantem mengalami luka.
Tak senang tangannya luka, SP membalas melukai pinggang kanan Sanjay dengan golok yang dibawanya. Sanjay pun jatuh dan tersungkur.
"Pas saya bacok dia lari pak lurus terus," ujar SP saat rekonstruksi.
"Lari ke mana? Apa yang kamu bacok? Bagian mananya?" tanya petugas polisi.
"Saya bacok bagian pinggang kanan belakang, awalnya jatuh dulu dia (Sanjay) tapi bisa bangun lari," jawab SP.
Panik karena bacokannya tepat sasaran, SP membuang golok yang dibuangnya dan berusaha kabur.
Teman seperjuangan SP yang tergabung dalam geng motor Jakarta Tangerang All Star kabur begitu saja meninggalkan SP.
Nasib sial memang menimpa SP saat itu, sudah ditinggal sendiri usai tawuran, dirinya kabur dan malah masuk kekawasan yang ramai karena sedang kondangan. Alhasil dirinya ditangkap oleh warga yang sedang menggelar hajatan.
"Usai membacok ke mana kamu? Teman-teman kamu tidak menunggu?" tanya polisi.
"Enggak Pak kabur, saya lari lurus ada hajatan, disangka ya sudah kena," jawab SP.
Sementara itu, Sanjay yang dibantu warga dilarikan kerumah sakit karena kondisinya yang semakin parah. Namun, Sanjay tidak bisa tertolong dan meninggal dunia.
"Tadi kami lakukan rekontsruksi untuk memperjelas peran masing-masing para pelaku tawuran itu. Dimana ada beberapa adegan yang diperagakan oleh para pelaku," kata KBO Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat, Iptu Yudi Adiansyah, Rabu (18/9/2019).
Masih kata Yudi, seluruh adegan yang diperagakan merupakan adegan yang sesuai dengan keterangan dari para pelaku saat pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP).
"Semuanya sesuai dengan pengakuan mereka dan berita acaranya," tutup Yudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.