JAKARTA, KOMPAS.com - Air mata pemilik industri pembakaran arang batok di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara mengalir saat melihat cerobong asap lapak mereka mencari nafkah selama bertahun-tahun dibongkar.
Salah satunya Haji Bahar. Sambil menangis ia tampak memeluk Camat Cilincing Muhammad Alwi.
Bahar mengaku telah membakar arang di lokasi tersebut sejak 2003 lalu. Waktu itu, belum ada satupun warga yang membangun rumah di sekitar tempat pembakaran arang.
Baca juga: 365 Petugas Gabungan Disiagakan Awasi Pembongkaran Industri Pembakaran Arang di Cilincing
Dikatakan Bahar, ia sebenarnya bersedia mengikuti instruksi pemerintah agar mereka menutup usaha tersebut. Namun, yang membuat ia bersedih ialah memikirkan nasib pekerja yang mencari nafkah di tempatnya.
"Saya punya pekerja kan 75 orang, tapi kalau enggak kerja mau makan apa mereka," kata Bahar kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/9/2019)
Namun, Bahar menjamin, selama pemerintah berupaya mencarikan solusi untuk mereka, dirinya tidak akan melakukan pembakaran arang batok.
Baca juga: Camat Cilincing: Sebagian Pengusaha Arang Akan Pindah ke Kota Lain
Air mata juga tampak mengalir di pipi Khoriah (49). Ia mengaku bingung memikirkan biaya untuk anaknya yang saat ini duduk di bangku SMP.
Khoriah mengaku tidak memiliki usaha lain selain pembakaran arang tersebut.
"Buat biaya sehari-hari kan dari sini semua," tuturnya.
Hatinya terluka ketika melihat petugas bantuan dari kelurahan membongkar cerobong asap yang dirintis oleh orangtuanya sejak 2003 lalu.
Ia berharap, pemerintah segera bisa mencarikan solusi, entah itu relokasi, atau pemberian alat yang bisa mengurangi asap pembakaran arang yang selama ini ia kerjakan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Syahruddin (33), salah seorang buruh pembakaran arang batok. Ia mengaku tidak memiliki keahlian lain selain membuat arang.
"Keahlian saya cuma bisa bikin arang, orang gak punya ijazah segala macem buat kerja di PT. SD aja enggak lulus," ujar Syahruddin.
"Paling tidak di carikan kerja (oleh pemerintah) biar orang sini pada enggak nganggur semua," sambungnya.
Adapun hari ini, warga pemilik industri rumahan pembakaran arang batok telah sepakat untuk membongkar usaha milik mereka.
Meski begitu sebanyak 365 petugas gabungan diperbantukan apabila warga kesulitan membongkar 23 cerobong asap yang ada di lokasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.