Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segelintir Cerita Warga dari Balik Gedung Pencakar Langit Kemang

Kompas.com - 20/09/2019, 09:57 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Dia sontak tertawa, “jarang Mas, hahahaha”.

Harga barang–barang dan biaya makan di mall tersebut sudah cukup membuat Nining mengernyitan dahi karena begitu mahal.

Dia hanya bisa memanfaatkan hiburan gratis yang kerap dipertunjukan pihak mall.

“Biasanya setiap malam Sabtu dan Minggu ada acara musik di depan kafe-kafe om, nontonnya gratis. Ya kalau mau makan mah bayar lagi,” ucap dia polos.

“Oh, sama paling kalau malam tahun baru, dia (pihak mall) suka main kembang api. Nah kita enggak usah jauh-jauh nonton kembang api,” tambah dia.

Selain musik gratis, tidak jarang juga pihak pengembang memberikan bala bantuan ketika pemukiman tersebut dilanda banjir. Mereka sering terkena banjir lantaran posisi rumah yang berdekatang dengan kali.

“Kalau banjir suka ada bantuan. Enggak cuma banjir, kalau Lebaran suka kasih hewan kurban,” kata dia.

Sekarang, hanya tersisa sebidang tanah lapang yang kosong di samping mall. Lahan itu kini di pakai anak-anak kampung setempat untuk bermain bola.

Bermodalkan bola plastik dan kaki yang tidak beralas, mereka tampak bahagia menikmati permainan tersebut.

Entah sampai kapan kebahagiaan mereka akan bertahan sebab tanah tersebut rupanya juga sudah menjadi hak milik pengembang. Kapan pun pengembang mau, tanah itu bisa saja disulap menjadi gedung.

Begitu pun rumah Nining yang tidak jauh dari lapangan tersebut. Bisa saja besok, lusa, minggu depan atau tahun depan dia harus angkat kaki dari sana.

Mungkin kebingunan itu juga yang dirasakan warga lain yang tinggal dikawasan itu. Yang mereka bisa lakukan hanya menikmati hari sambil menunggu kapan rumah mereka akan disulap jadi gedung pencakar langit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com