Hanya berbekal pisau, para pemilik pun tampak mulai memanjati cerobong asap yang terbuat dari rangkaian bambu yang dilapisi terpal tersebut.
Mereka melepaskan terpal -terpal tersebut dari ikatan yang melekat pada bambu. Anggota PPSU dan Satpol PP kemudian turut membantu pembongkaran.
Saat proses pembongkaran berlangsung, tiba-tiba air mata berlinang di pipi Khoriah (49) yang bekerja di sana. Ia mengaku tidak tega melihat satu-satunya tempat dirinya mendapat uang dibongkar. Bahkan sesekali ia mencoba mencegah petugas yang melakukan pembongkaran.
"Enggak usah dibongkar Pak, biar kami saja yang bongkar," ujar Khoriah kepada petugas yang melakukan pembongkaran sambil terisak.
Kepada wartawan, Khoriah mengaku teringat dengan anaknya yang tengah mengenyam pendidikan di bangku SMP. Ia berkata pendapatannya hanya ada di cerobong asap itu.
Khoriah berharap pemerintah bisa segera memberi solusi nyata bagi mereka. Entah itu relokasi atau cara lain agar mereka bisa tetap menjalankan usaha.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Syahruddin (33), salah seorang buruh pembakaran arang batok. Ia mengaku tidak memiliki keahlian lain selain membuat arang.
Baca juga: 365 Petugas Gabungan Disiagakan Awasi Pembongkaran Industri Pembakaran Arang di Cilincing
"Keahlian saya cuma bisa bikin arang, orang enggak punya ijazah segala macam buat kerja di PT. SD saja enggak lulus," ujar Syahruddin.
"Paling tidak dicarikan kerja (oleh pemerintah) biar orang sini pada enggak nganggur semua," sambungnya.
Sebelum dibongkarnya tempat pembakaran arang tersebut, industri peleburan alumunium juga sudah diberhentikan paksa oleh Polres Metro Jakarta Utara dengan melakukan penyegelan.
Pemilik usaha peleburan aluminium dianggap melanggar Undang-Undang Lingkungan Hidup dan Perdagangan oleh kepolisian.
Dengan pembongkaran dan penyegalan tersebut, jadilah Kelurahan Cilincing terbebas dari masalah asap yang puluhan tahun menghantui warga.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Utara Yusuf Madjid mengatakan dalam pembongkaran itu, para pemilik usaha masih diizinkan menyimpan sendiri barang-barang milik mereka.
Namun, apabila kembali beroperasi, pihaknya tidak segan-segan melakukan penyitaan.
"Hari ini warga bongkar cerobong asapnya. Tapi kalau kembali membakar arang batok maka akan kita sita alatnya," ucap Yusuf