Saat itu alasannya Formula E memiliki dua jadwal yang masih bisa berubah untuk tahun 2019/2020.
Pertama, pertandingan dijadwalkan 14 desember 2019, motorsport mempertimbankan Jakarta sebagai lokasinya. Tetapi hal tersebut diperkirakan tidak bisa terjadi karena jangka waktu yang mepet untuk persiapan setelah penyelenggaraan pemilu.
"Penyelenggaraan perlombaan Formula E pada tahun 2020/2021 lebih memungkinkan walaupun target awal penyelenggaran pada tahun 2019/2020," katanya.
Seusai Anies mengumumkan Jakarta sebagai tuan rumah Formula E, jajarannya mulai mempersiapkan secara teknis termasuk masalah rute.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, ada dua rute alternatif yang akan menjadi lintasan ajang Formula E 2020 di Jakarta.
Dua alternatif itu dipilih lembaga penyelenggara Formula E dari lima rute yang diusulkan Pemprov DKI Jakarta.
"Tanggal 8 Juli itu pihak panitia sudah datang dan sudah melakukan survei lintasan yang akan digunakan ajang Formula E. Kemarin itu dari penyelenggara ada dua alternatif yang diambil," jelas Syafrin.
Rute pertama, yakni Silang Monas Tenggara (belakang Stasiun Gambir) - Jalan MI Ridwan Rais - berputar di Tugu Tani - kembali ke Jalan MI Ridwan Rais - Jalan Medan Merdeka Selatan - putar balik di depan Wisma Antara - kembali ke Jalan Medan Merdeka Selatan - Silang Monas Tenggara.
Sementara rute kedua, yakni Silang Monas Selatan (sebagai pit stop) - Jalan Medan Merdeka Selatan - belakang Stasiun Gambir - Jalan MI Ridwan Rais - belok kanan ke Jalan Medan Merdeka Selatan - Bundaran Air Mancur - Silang Monas Selatan.
"Tapi memang di Merdeka Selatan dengan Ridwan Rais dari arah utara itu tidak ada bukaan, jadi perlu pembukaan jalur di sana," ucap Syafrin.
Karena memboyong perhelatan internasional, Anies lalu berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo.
"Tentang pelaksanaan balap mobil Formula E yang rencananya akan kita laksanakan, insya Allah tahun 2020. Beliau memberikan dukungan dan apresiasi, dan insya Allah akan kami finalisasikan," kata Anies selepas bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Anies mengaku bercerita ke Jokowi mengenai proses panjang hingga DKI Jakarta bisa dipilih menjadi tuan rumah Formula E. Selain itu, Anies bercerita soal efek ekonomi yang akan didapat dari ajang ini.
Ia juga mengaku sudah menyampaikan ke Jokowi soal rute balap nanti. Namun, Anies belum bisa membeberkan ke wartawan kerena hal tersebut masih harus dibicarakan lagi dengan tim Formula E.
"Tapi tadi saya melaporkan itu dan Presiden berikan dukungan. Pemerintah pusat akan memfasilitasi. Karena nanti akan ada kendaraan-kendaraan formula yang masuk ke sini harus ada soal cukainya, soal imigrasinya, dan lain-lain," kata dia.
Untuk menjadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E, Pemprov DKI Jakarta harus menyetorkan dana 20 juta poundsterling kepada FIA. Jumlah itu setara dengan Rp 345,9 miliar.
"Jumlahnya 20 juta poundsterling. (Untuk) Formula E, 24,1 juta dollar AS," kata Anies.
Ia menyampaikan, penyelenggara setiap event memang harus mengeluarkan biaya penyelenggaraan. Dia kemudian mencontohkan penyelenggaraan Asian Games 2018.
Biaya yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk menjadi tuan rumah Formula E, lanjut Anies, akan terbayar dengan adanya pergerakan ekonomi di Jakarta.
"Kita mengeluarkan biaya ini, tapi akan ada pergerakan perekonomian Rp 1,2 triliun," ucap Anies.
Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah mengajukan biaya atau commitment fee untuk penyelenggaraan Formula E dalam Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) untuk rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2019.