Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kesulitan yang Dihadapi Lies karena Pertahankan Rumah di Tengah Apartemen Mewah

Kompas.com - 21/09/2019, 07:35 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Namun, sering dia justru tidak mendapat air bersih itu.

"Semua disedot sama apartemen, saya tak pernah kebagian air bersih," ujar Lies saat ditemui, Jumat (20/9/2019).

3. Ajukan permohonan PDAM untuk rumahnya, tetapi ditolak

Lies bahkan pernah mengajukan permohonan ke pengelola apartemen untuk memasang air PDAM di rumahnya.

Namun, permintaan itu tak diindahkan oleh pengelola. Padahal, Lies berniat untuk membayar biaya operasional itu menggunakan uangnya sendiri.

Baca juga: Ironi Rumah Reyot di Tengah Apartemen Mewah di Thamrin...

"Saya sudah bilang, biarin saja PDAM masuk ke rumah saya. Saya yang bayar pipanya, tukangnya. Berapa meter sini saya yang bayarin, maksudnya biar bagi ke saya juga airnya," ujar dia.

4. Beli air isi ulang untuk keperluan sehari-hari

Akhirnya, ibu berusia 64 tahun ini harus membeli air isi ulang untuk mandi, mencuci baju, dan piring.

Setiap hari, ia harus membeli 20 hingga 25 galon ke rumah untuk persediaan air.

"Ya kalau buat nyuci-nyuci, saya beli air isi ulang sama tetangga saya dengan harga Rp 7.000-an, kalau air aqua asli palingan buat minum, saya beli Rp 18.000," kata Lies.

Air isi ulang itu biasanya diangkut oleh suaminya. Namun, terkadang dirinya mengangkat air isi ulang ini.

Membawa banyak galon ke dalam rumahnya juga bukan perkara mudah. Meski dibantu sang suami, ia tetap mengeluhkan sakit setiap membawa galon itu.

"Ini kan jalan masuk ke rumah saya, lihat ya sempit terus licin, kadang kepeleset saya gara-gara ngangkut air," ucapnya.

Baca juga: BERITA FOTO: Rumah Reyot di Tengah Apartemen Mewah Thamrin Executive Residence

5. Diminta bayar parkir masuk apartemen

Kesulitan Lies tak berhenti di situ. Ibu rumah tangga ini bahkan pernah diminta bayar parkir untuk masuk ke kawasan apartemen.

Padahal, dia hendak pulang ke rumahnya yang ada di sisi belakang apartemen. Permintaan dari petugas itu pun ditolaknya mentah-mentah.

Saat ini Lies bisa masuk dengan bebas meski tetap membawa motor masuk ke samping rumahnya. Bahkan, Lies boleh parkir tepat di samping rumahnya bukan di tempat parkir para penghuni.

"Pernah dimintai Rp 500.000 untuk mobil dan Rp 300.000 untuk motor per bulan. Saya tidak mau, akhirnya sekarang gratis. Enak saja mereka minta-minta ke saya, orang ini tanah juga tanah nenek moyang saya," ujar Lies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Polisi Usut Penyebab Remaja di Cengkareng Gantung Diri

Megapolitan
Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Dari 7 Jenazah Korban Kebakaran Mampang, 2 di Antaranya Anak Laki-laki

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com