Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2019, 09:16 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang menyangka di balik sebuah kawasan apartemen mewah terdapat sebuah rumah reyot. Pemandangan itu terjadi di kompleks Apartemen Thamrin Executive Residence, Jakarta Pusat.

Keberadaan rumah reyot milik ibu Lies (64) itu tak banyak diketahui warga bahkan bagi para penghuni apartemen. Rumahnya tak begitu diketahui karena ditutupi bangunan-bangunan tinggi.

Selain itu, rumahnya juga tersembunyi di balik tanaman-tanaman hijau yang ada di sekitar rumah.

Posisi rumah Ibu Lies juga lebih rendah dibandingkan jalan. Selain membuat rumahnya sulit terlihat, pemilik juga harus melewati tangga licin untuk bisa masuk ke dalam rumah.

Selain itu, masih banyak lagi kesulitan yang dialami Ibu Lies dan keluarga bertahan sejak pembangunan apartemen mewah tersebut pada tahun 2002.

Berikut beberapa fakta yang dirangkum Kompas.com mengenai rumah Ibu Lies tersebut.

1. Rumah hampir ditutup pengelola

Ibu Lies mengaku sering kali dianggap benalu bahkan uban yang harus ditutup-tutupi keberadaannya oleh pengelola apartemen.

Tidak hanya menutup setengah rumahnya menggunakan tembok berisi tanaman-tanaman hijau, rumah Lies pun sempat akan ditutupi tembok seluruhnya.

Baca juga: Rumah Reyot Nyempil di Tengah Apartemen Mewah Jakpus, Ini Kisah Sang Pemilik

"Kalau ditembok semua, bagaimana saya keluar? Apa saya punya sayap yang bisa terbang?" kata Lies pada Jumat (20/9/2019).

Lies pun pernah mematahkan pancang besi yang diletakkan pengelola di jalan masuk ke rumahnya.

2. Kesulitan air bersih

Lies mengaku sulit mendapatkan air bersih setelah memutuskan tinggal di lokasi tersebut. Alasannya ia harus berbagi jatah dengan apartemen tersebut.

"Semua disedot sama apartemen, saya tak pernah kebagian air bersih," ucapnya.

Baca juga: Punya Rumah di Tengah Apartemen, Lies Harus Beli Air hingga Bayar Karcis Masuk

Lies juga pernah mengajukan permohonan ke pengelola apartemen untuk memasang air PDAM di rumahnya.

Namun, permintaan itu tak diindahkan oleh pengelola. Padahal, Lies berniat untuk membayar biaya operasional itu menggunakan uangnya sendiri.

3. Terpaksa gunakan air isi ulang

Tak mendapat akses air bersih, akhirnya Ibu Lies membeli air isi ulang untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci baju, dan piring. Setiap hari, ia harus membeli 20 hingga 25 galon air ke rumah untuk persediaan air.

"Ya kalau buat nyuci-nyuci, saya beli air isi ulang sama tetangga saya dengan harga Rp 7.000-an, kalau air aqua asli palingan buat minum, saya beli Rp 18.000," kata Lies.

Baca juga: Lies Tidak Sendiri, Ini 5 Kisah Pemilik Rumah yang Tolak Digusur dan Nasib Rumah Itu Kini

Ibu Lies harus saling bahu membahu dengan suaminya mengangkut galon-galon tersebut ke rumahnya.

Meski hal itu telah menjadi aktivitas sehari-hari mereka, Ibu Lies mengaku merasakan sakit mengangkat galon itu. Apalagi di usia mereka yang sudah semakin tua.

"Ini kan jalan masuk ke rumah saya, lihat ya sempit terus licin, kadang kepeleset saya gara-gara ngangkut air," ucapnya.

4. Pernah diminta uang parkir

Tak berhenti disitu, Ibu Lies mengaku pernah dimintai uang parkir oleh pengelola apartemen.

"Pernah dimintai Rp 500.000 untuk mobil dan Rp 300.000 untuk motor per bulan," ujarnya.

"Saya tidak mau, akhirnya sekarang gratis. Enak saja mereka minta-minta ke saya, orang ini tanah juga tanah nenek moyang saya," sambung dia.

Baca juga: Ramai Soal Rumah Reyot di Tengah Apartemen, Semewah Apa Apartemen Thamrin Executive Residence?

Ujungnya, Ibu Lies bisa masuk dengan bebas meski tetap membawa motor masuk ke samping rumahnya. Bahkan, Lies boleh parkir tepat di samping rumahnya bukan di tempat parkir para penghuni.

5. Miliki properti lain yang bisa ditinggali

Sebenarnya, Ibu Lies memiliki properti lain yang bisa ditinggalinya bersama suami dan anak. Bahkan, ia punya rumah lain yang relatif mewah.

“Rumah saya di Bandung di pinggir jalan itu dua hektar, terus di Tangerang juga ada gede malah,” ujar Lies.

Selain memiliki rumah mewah, ia juga mengaku punya indekos yang dibelinya sejak dulu. Aset itu yang kini menjadi pemasukannya untuk hidup sehari-hari.

“Dulu pas masih muda saya investasi bangun kos sama rumah. Itu di Kebon Melati ada 12 pintu kosan saya, lalu ada juga di Taman Mini kosan saya 15 pintu,” kata Lies.

Meski memiliki rumah mewah lain, Lies tetap memilih tinggal di rumah tua tersebut.

“Saya lebih pilih tinggal di sinilah, udah nyaman. Ini (rumah) tumpah darah saya,” ujarnya.

6. Pernah ditawari Rp 3 miliar

Tetangga Ibu Lies mengatakan bahwa rumah Ibu Lies sempat ditawari Rp 3 Miliar plus satu buah unit apartemen di kawasan tersebut.

Namun Ibu Lies tetap lebih memilih bertahan di rumah yang sudah diwariskan turun temurun oleh keluarganya.

Baca juga: Pertahankan Rumah di Tengah Kompleks Apartemen, Lies Tolak Tawaran Satu Unit hingga Uang Rp 3 M

“Iya benar (pernah ditawari Rp 3 miliar dan satu unit apartemen). Tapi saya tidak mau dibayar berapa pun rumah ini saya tidak sudi dibeli. Mereka cuma mau kuasai tanah ini. Ini tumpah darah saya di sini,” ujar Lies.

Ibu Lies mengaku tak tergiur dengan tawaran-tawaran tersebut, pasalnya uang yang ia terima dari usaha indekos sudah cukup melimpah bagi dirinya.

7. Pengelola Mengaku Tak Terganggu

Pengelola Apartemen Thamrin Executive Residence mengatakan, keberadaan rumah milik Lies di tengah kompeks apartemen itu tidak mengganggu para penghuni apartemen.

“Tidak ada yang mengeluhkan, tidak mengganggu kok,” kata Emy, Customer Sevice Apartemen Thamrin Executive Residence, Jumat (20/9/2019).

Emy mengemukakan, dia tidak tahu bagaimana ceritanya rumah milik Lies itu tetap berada di tengah komples apartemen tersebut.

“Itu (rumah) sudah ada sejak serah terima dari developer kepada manajemen pengelola. Jadi kami tidak tahu-menahu (soal rumah itu),” ujar Emy melalui sambungan telepon.

Ia enggan menanggapi pertanyaan soal penawaran yang pernah disampaikan pihak apartemen kepada Lies.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK10 Tanah Abang-Kota

Rute Mikrotrans JAK10 Tanah Abang-Kota

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam | Runtuhnya Kejayaan Pusat Belanja di Jakarta

[POPULER JABODETABEK] Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam | Runtuhnya Kejayaan Pusat Belanja di Jakarta

Megapolitan
Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Megapolitan
Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Megapolitan
Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto 'Prawedding' Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto "Prawedding" Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Megapolitan
Klarifikasi Maxim Soal 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Klarifikasi Maxim Soal "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Megapolitan
Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Megapolitan
Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Megapolitan
'Vibes' Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

"Vibes" Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

Megapolitan
Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Megapolitan
Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Megapolitan
Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Megapolitan
Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, 'Vibes' Jepang Pun Hilang...

Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, "Vibes" Jepang Pun Hilang...

Megapolitan
Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com