Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2019, 16:47 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Kebon Melati mengaku sering terganggu ketika pembangunan gedung-gedung pencakar langit di Thamrin, Jakarta Pusat dibangun.

Jaelani (38) salah seorang warga yang tinggal di Kampung Kebon Melati berujar, suara dentuman paku bumi yang ditanam dalam pembangunan gedung-gedung di Thamrin seringkali mengusik ketenangan warga.

"Wah dulu berisik banget pas masang paku bumi, sering keganggu warga," kata Jaelani saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (22/9/2019).

Suara berisik itu seringkali mengganggu waktu istirahat mereka yang hanya berbatas tembok dengan gedung-gedung tersebut.

Baca juga: Kampung Kebon Melati, Permukiman yang Dikepung Gedung Pencakar Langit

Sementara itu, ketua RT 009/RW009 Kebon Melati Rusli (71) menyebutkan, saat gedung-gedung di Thamrin masih berupa kerangka, debu-debu pembangunan sering menyelimuti kediaman warga.

"Kalau dulu pas pembangunan paling masalah debu segala macam," ujarnya.

Namun, saat ini kondisi itu sudah berubah drastis. Kawasan Kampung Kebon Melati begitu tenang, bahkan terbilang sepi.

"Kalau di sini sekarang airnya lancar, baik yang pakai sumur atau PDAM. Masalah sampah juga sangat lancar saya kawal terus setiap pagi," ujarnya.

Yang jadi masalah justru sepinya warga yang melintas di sana sehingga membuat usaha-usaha rumahan warga mengalami kemunduran.

Hal itu disampaikan oleh Karminah (65) yang membuka sebuah warung di rumahnya.

"Karena keadaannya sepi di tengah pusat kota, kalau malam sudah sepi, warung ini juga udah sepi banget," tuturnya.

Baca juga: Kampung Kebon Melati, Permukiman yang Dikepung Gedung Pencakar Langit

Adapun kampung Kebon Melati berada di tengah-tengah kawasan elit yang ada di Thamrin. Pintu masuk kawasan tersebut berada di sebuah tembok pembatas yang di jebol di Thamrin Residence dekat pos polisi sub sektor Thamrin City.

Kampung ini adalah kampung yang tersisa dari pembangunan kawasan tersebut di era pemerintahan Presiden ke-2 RI, Soeharto.

Kebanyakan warga kampung Kebon Melati menjual tanah mereka ke perusahaan-perusahaan yang ingin membangun gedung-gedung bertingkat di lokasi tersebut.

Selain karena uang, para warga memilih pindah karena sering diusik oleh preman-preman yang di kawasan tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Megapolitan
Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan 'Drone' untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan "Drone" untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com