JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Kebon Melati mengaku sering terganggu ketika pembangunan gedung-gedung pencakar langit di Thamrin, Jakarta Pusat dibangun.
Jaelani (38) salah seorang warga yang tinggal di Kampung Kebon Melati berujar, suara dentuman paku bumi yang ditanam dalam pembangunan gedung-gedung di Thamrin seringkali mengusik ketenangan warga.
"Wah dulu berisik banget pas masang paku bumi, sering keganggu warga," kata Jaelani saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (22/9/2019).
Suara berisik itu seringkali mengganggu waktu istirahat mereka yang hanya berbatas tembok dengan gedung-gedung tersebut.
Baca juga: Kampung Kebon Melati, Permukiman yang Dikepung Gedung Pencakar Langit
Sementara itu, ketua RT 009/RW009 Kebon Melati Rusli (71) menyebutkan, saat gedung-gedung di Thamrin masih berupa kerangka, debu-debu pembangunan sering menyelimuti kediaman warga.
"Kalau dulu pas pembangunan paling masalah debu segala macam," ujarnya.
Namun, saat ini kondisi itu sudah berubah drastis. Kawasan Kampung Kebon Melati begitu tenang, bahkan terbilang sepi.
"Kalau di sini sekarang airnya lancar, baik yang pakai sumur atau PDAM. Masalah sampah juga sangat lancar saya kawal terus setiap pagi," ujarnya.
Yang jadi masalah justru sepinya warga yang melintas di sana sehingga membuat usaha-usaha rumahan warga mengalami kemunduran.
Hal itu disampaikan oleh Karminah (65) yang membuka sebuah warung di rumahnya.
"Karena keadaannya sepi di tengah pusat kota, kalau malam sudah sepi, warung ini juga udah sepi banget," tuturnya.
Baca juga: Kampung Kebon Melati, Permukiman yang Dikepung Gedung Pencakar Langit
Adapun kampung Kebon Melati berada di tengah-tengah kawasan elit yang ada di Thamrin. Pintu masuk kawasan tersebut berada di sebuah tembok pembatas yang di jebol di Thamrin Residence dekat pos polisi sub sektor Thamrin City.
Kampung ini adalah kampung yang tersisa dari pembangunan kawasan tersebut di era pemerintahan Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Kebanyakan warga kampung Kebon Melati menjual tanah mereka ke perusahaan-perusahaan yang ingin membangun gedung-gedung bertingkat di lokasi tersebut.
Selain karena uang, para warga memilih pindah karena sering diusik oleh preman-preman yang di kawasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.