JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kampung Kebon Melati, Thamrin, Jakarta Pusat, yang dulu menjual tanah mereka hingga kini jadi kawasan elit di Thamrin, diketahui kerap reuni di lokasi kampung yang tersisa.
Bahkan, putri ketua RT009/RW009 Kampung Kebon Melati, Suhartati (42) berujar bahwa para bekas warga Kebon Melati itu membuat paguyuban.
"Ada malah, ada perkumpulan sekarang. Bonti namanya, Paguyuban Kebon Melati. Malah sekarang banyak yang nongol yang lama-lama," kata Suhartati kepada Kompas.com saat ditemui di kediamannya, Minggu (22/9/2019).
Wanita yang biasa dipanggil Tati ini mengatakan, bekas warga Kebon Melati itu mulai saling berinteraksi sejak sama-sama menggunakan media sosial.
Baca juga: Warga Kampung Kebon Melati yang Terkepung Gedung Pencakar Langit Ingin Jual Tanah Mereka
Dari sanalah warga-warga itu mulai sering berkumpul dan bernostalgia di daerah Kampung Kebon Melati yang tersisa.
"Udah tuh pada ke sini, yang rumahnya udah jadi Thamrin City, segala macem pada ke mari," ujarnya.
Bahkan ayah Tati yang bernama Rusli sering meledek para warga lama yang "pulang kampung" tersebut.
"Saya ledekin, udah abis duit (jual tanah)-nya baru balik lagi kemari," seloroh Rusli.
Sementara itu, Jaelani (38) menyebutkan, kebanyakan bekas warga Kebon Melati memutuskan pindah ke daerah satelit Jakarta setelah menjual tanah mereka.
"Paling banyak ke Depok, ada juga yang ke Ciledug, Citayem, Kebon Jeruk juga ada," tuturnya.
Adapun Kampung Kebon Melati merupakan sisa-sisa permukiman yang dulunya dipadati penduduk. Dahulu warga mulai menjual tanah-tanah mereka ketika sejumlah perusahaan berminat menjadikan kawasan Thamrin yang ada di pusat Jakarta sebagai kawasan elit.
Rusli menyebutkan, setidaknya semula ada 13 RT di kampung tersebut. Setelah pembangunan terjadi, jumlahnya menyusut menjadi 5 RT.
Saat ini, kampung yang tersisa berada di balik tembol komplek Thamrin Residence. Pintu keluar masuk kampung ini pun berasal dari tembok Thamrin Residence yang dijebol. Letaknya tepat di sebelah pos polisi sub sektor Thamrin City.
Hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda motor yang bisa melewati jalan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.