Lucunya, dalam aksi ini, dua kubu antara pro dan kontra RUU KPK saling sindir.
Mereka saling berlawanan dan bersautan di atas mobil komando masing-masing.
Massa yang kontra tetap bersikeras tolak UU KPK dan RKUHP.
Baca juga: Panjat Pagar, Mahasiswa Memaksa Masuk ke Dalam Gedung DPR RI
"Tolak RUU, tolak RUU, tolak RUU sekarang juga," ujar orator melalui mobil komando.
Orasi penolakan ini langsung ditepis oleh massa yang mendukung itu. Mereka mendukung revisi UU KPK termasuk pimpinan KPK terpilih.
"Jangan terprovokasi kawan-kawan, jangan terprovokasi kawan-kawan," kata orator.
Jarum jam sudah menunjuk ke arah pukul 19.30 WIB, massa kontra yang menolak UU KPK dan RKUHP masih bertahan.
Keadaan pun semakin memanas lantaran teman-temannya yang sebelumnya masuk ke dalam Gedung DPR untuk audiensi tak kunjung keluar.
Mereka merasa pendapat mereka tak didengar oleh DPR. Sehingga mahasiswa pun sempat melempar batu bahkan botol ke arah Gedung DPR.
Baca juga: 18.000 Personel Gabungan Amankan Unjuk Rasa di Depan DPR/MPR RI
Namun, situasi memanas itu tak berlangsung lama. Situasi sempat cair setelah perwakilan mahasiswa yang melakukan audiensi berada di atas mobil komando dan menjelaskan hasil pertemuan mereka dengan DPR.
Namun, hasil yang mereka dapatkan ternyata tak berujung baik.
Perjanjian yang sempat dilontarkan oleh Sekjen DPR, Indra Iskandar pada 19 September kemarin nyatanya tak dipenuhi anggota DPR. Mahasiswa akhirnya menyatakan mosi tidak percaya kepada para wakil rakyat di hadapan dua anggota DPR yang bertemu mereka.
Hal tersebut membuat situasi memanas lantaran massa tak didengarkan hingga akhirnya ada ajakan dari mobil orator untuk masuk ke jalan tol.
"Bagaimana kalau kita tutup jalan tol teman-teman," ujar orator.
Baca juga: Ada Demo Lanjutan di Depan Gedung DPR, Polisi Siapkan Rekayasa Lalin
Massa yang mendengar itu kemudian dengan cepat langsung meringsek masuk ke jalan tol menyelonong masuk ke jalan tol dalam kota dari menuju Grogol dan Slipi, Jakarta Barat.