JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya telah mengamankan belasan orang terkait pembakatan pos polisi di bawah kolong tol Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, pada Selasa (24/9/2019) malam.
"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus pengrusakan dan pembakaran pos lantas Slipi," kata Hengki dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/9/2019)
"Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih di bawah umur," sambungnya.
Baca juga: Ketika Milenial Bersuara, Spanduk Nyeleneh Pun Tak Bisa Diremehkan...
Dijelaskan Hengki, selain menangkap belasan pelaku tersebut, polisi juga menemukan barang bukti berupa bom molotov, gir, batu, dan petasan.
Ia menduga aksi unjuk rasa penolakan Undang-Undang KPK dan RUU KUHP telah dimanfaatkan oknum-oknum provokator yang ingin memanfaatkan situasi.
Saat ini Polres Metro Jakarta Barat bersama Polda Metro Jaya masih terus berusaha mendalami pola yang digunakan para pelaku kerusuhan.
Adapun demo mahasiswa di depan gedung DPR berakhir kerusuhan pada Selasa petang.
Kerusuhan melebar hingga ke Simpang Susun Semanggi, Slipi, Belakang Kantor DPR hingga disekitar Menara Kompas.
Terdapat banyak korban luka akibat bentrokan yang terjadi antara demonstran dengan anggota kepolisian.
Bahkan, dari kerusuhan itu tercatat ada 88 korban yang dirawat.
Kericuhan bermula ketika sekumpulan mahasiswa memaksa masuk ke dalam Gedung DPR. Polisi yang bersiaga di dalam gedung menembakkan air dari mobil water cannon ke arah mahasiswa untuk menghalau mereka.
Setidaknya ada dua mobil water canon yang dikerahkan aparat kepolisian untuk menghalau mahasiswa yang berusaha menerobos masuk. Keriuhan pun pecah. Mahasiswa melawan.
Mereka melempar polisi dengan botol, bambu, dan bebatuan. Polisi pun menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Kerumunan mahasiswa mulau terpencar.
Sebagian besar mahasiswa memilih menjauh dari pusat ricuh. Mahasiswa terpencar melarikan diri ke sejumlah titik.
Ketika mahasiswa sudah terpencar, perlawanan terus dilakukan terhadap aparat kepolisian. Rata-rata mahasiwa melawan polisi dengan batu dan botol minum.
Namun, ketika malam makin larut, bentrokan semakin anarkis. Mulai terjadi pembakaran tiga pos polisi yakni di Senayan, Palmerah, dan Slipi. Mereka yang terlihat merusak pos polisi ada yang memakai jaket almamater namun lebih banyak yang tak berjaket.
Massa juga ada yang membakar sepeda motor warga di sekitar Stasiun Palmerah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.