JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian memukul mundur para pelajar yang sebelumnya menyerang petugas, Rabu (25/9/2019) malam, sekitar pukul 21.30 WIB.
Massa yang semula melakukan aksi di Jalan Gelora—jalan di belakang kompleks parlemen—didorong mundur polisi menuju arah Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat.
Dalam pantauan Kompas.com, sejumlah pemuda ditangkap petugas di area seputar Menara Kompas. Tembakan gas air mata terus dilontarkan.
Baca juga: Pukul 21.40 WIB, Polisi Sisir Perkampungan Palmerah Selatan, Sejumlah Pemuda Ditangkap
Upaya mendorong mundur pengunjuk rasa juga membuat kawasan Pasar Palmerah tertutup. Sejumlah massa masih terus meneriaki dan berusaha memancing amarah polisi.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Harry Kurniawan terus memberikan peringatan kepada anggota Polri untuk mengedepankan langkah persuasif.
"Brimob tahan sabar. Hati-hati! Kalau ada api, matikan dulu apinya!" perintah Harry menggunakan pengeras suara.
Dari kawasan Jalan Palmerah Selatan, Kompas.com memantau ada teriakan larangan keluar ke Jalan Tentara Pelajar bagi siapa pun yang hendak menuju jalan itu. Teriakan datang dari arah Jalan Tentara Pelajar.
Baca juga: Sempat Diblokade, Tol Dalam Kota Depan DPR Sudah Steril dari Pendemo
Suasana di kawasan Jalan Palmerah Selatan terasa senyap. Hening. Beberapa kali ada orang berusaha melihat apalagi berjalan menuju Jalan Tentara Pelajar, teriakan larangan kembali terdengar.
Sejumlah karyawan Kompas Gramedia pun harus berhadapan dengan petugas keamanan internal setiap kali ada yang mencoba keluar dari area gedung.
"Tolong menjauh dari pagar. Nanti kami susah koordinasi dengan mereka (tanpa disebutkan siapa yang dimaksud)," ujar para petugas keamanan.
Hingga lewat pukul 22.00 WIB, para karyawan Kompas Gramedia masih tertahan di masing-masing kantor unit bisnisnya.
Sebelumnya, Kompas.com mendapati seorang ibu dan anaknya tak dapat memasuki apartemen Permata Senayan.
Awalnya dia terlihat berjalan dari arah Pasar Palmerah tetapi dihalau polisi. Saat mencoba berjalan ke Jalan Tentara Pelajar, lagi-lagi dia dihalau polisi.
Kepada petugas keamanan Kompas Gramedia, dia mengatakan hendak menuju apartemen Permata Senayan. Terlihat matanya berkaca-kaca, ibu ini pun lalu berupaya menelepon mencari bantuan.
"Enggak bisa pulang, nih," sayup terdengar percakapannya di telepon.
Tak berselang lama sepasang laki-laki dan perempuan mendekat kepada si ibu tadi, apakah benar tak bisa berjalan melintasi Jalan Tentara Pelajar. Meski telah diiyakan, laki-laki itu tetap berusaha berjalan ke ruas jalan tersebut. Hasilnya, teriakan larangan pun terdengar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.