Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Ananda Badudu yang Ditangkap karena Dituduh Danai Demonstran?

Kompas.com - 27/09/2019, 09:11 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain jurnalis yang juga sutradara film dokumenter Dandhy Dwi Laksono, musisi Ananda Badudu juga ditangkap aparat Polda Metro Jaya, Jumat (27/9/2019) pagi.

Penangkapan Ananda dibenarkan Wakil Koordinator Kontras Feri Kusuma, kolega yang melakukan pendampingan hukum terhadap Ananda saat penangkapan.

"Iya (Ananda Badudu ditangkap), ini lagi (di) Resmob (Polda Metro Jaya)," kata Feri ketika dihubungi Kompas.com, Jumat pagi.

Siapa Ananda Badudu?

Ananda Badudu atau Nanda awalnya dikenal sebagai musisi. Dia bergabung dalam sebuah band indie, Banda Neira, bersama Isyana Sarasvati, Rara Sekar. Band tersebut didirikan di Bandung tahun 2012.

Baca juga: Ananda Badudu: Saya Dijemput Polda karena Transfer Dana kepada Mahasiswa

Ananda menjadi gitaris, pencipta lagu, dan vokalis band tersebut. Banda Neira melahirkan sejumlah lagu hits di antaranya Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti (2016). Namun, band tersebut bubar Desember 2016.

Berdasarkan penelusuran di akun Linkedin Ananda, dia juga berprofesi sebagai wartawan Tempo. Namun, belum diketahui periode waktu dia bekerja sebagai wartawan.

Selanjutnya, cucu dari penyusun Kamus Bahasa Indonesia, JS Badudu, itu bekerja sebagai penulis Vice Indonesia. Dilansir dari laman Vice Indonesia, tulisan terakhir Ananda diunggah pada April 2019.

Ananda juga punya kegiatan lain, yaitu menggalang donasi untuk aksi para mahasiswa di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 23-24 September 2019.

Seperti diketahui, aksi tersebut untuk memprotes revisi UU KPK, RKUHP, dan sejumlah revisi UU lainnya.

Penggalangan dana tersebut, kata dia, tercetus dari kegelisahan akan permasalahan bangsa yang tak kunjung tuntas, dan justru bertambah akibat ulah para petinggi negara yang terlihat seolah tak memihak kepentingan rakyat.

Penggalangan itu dilakukan Ananda melalui situs kitabisa.com sejak hari Minggu lalu.

"Jadi urunan di Kitabisa itu untuk support aksi mahasiswa hari ini dan besok ya, itu sebagai bentuk dukungan kita yang selama ini mungkin diam-diam aja tapi mau kasih aksi nyata gitu," ucap Ananda kepada Kompas.com via telepon, Senin lalu.

"Tapi yang terpenting sebenarnya bukan itu saja, menunjukkan bahwa banyak orang mau men-supportgerakan mahasiswa besok," lanjutnya.

Nantinya, kata Ananda, hasil donasi itu akan digunakan untuk membiayai berbagai keperluan aksi mahasiswa selama unjuk rasa berlangsung, seperti makanan, minuman, hingga menyewa mobil komando.

Kronologi Penangkapan Ananda

Ananda ditangkap polisi, Jumat pagi. Saat dijemput polisi, dia sempat mengungkapkan alasannya ditangkap polisi lewat akun Twitter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com