"Kami melihat di Jakarta tidak tepat caranya ada penggunaan bom molotov dan pembakaran pos polisi, pembakaran ban, kekerasan pelemparan batu dan lain-lain dengan menggunakan senjata-senjata mematikan," kata Tito saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Kamis (26/9/2019).
"Ini mirip dengan pola kerusuhan 21-23 Mei. Dimulainya sore hari berlangsung sampai malam hari. Ini terlihat cukup sistematis. Ada pihak-pihak yang mengatur itu," ujarnya.
Baca juga: Kapolri Sebut Rusuh Pasca-demonstrasi Mahasiswa Mirip Peristiwa 22 Mei
Kita tahu pada aksi kerusuhan 22 Mei lalu, ada operasi rahasia yang diduga dilakukan sekelompok orang untuk membuat onar.
Di antaranya adalah dengan memasok preman dari sejumlah titik melalui stasiun Kereta Api di Tanah Abang, Jakarta Pusat, hingga menggunakan ambulans, termasuk membawa sejumlah "amunisi" seperti batu dan tongkat panjang.
Baca juga: Operasi Rahasia di Balik Rusuh 22 Mei
Apakah aksi Mahasiswa di Jakarta pekan lalu juga menggunakan model yang sama?
Polisi masih menyelidikinya.
Tapi satu yang pasti, harus ada catatan, bahwa ada sejumlah pertanyaan terkait kerusuhan 22 Mei 2019 lalu yang belum terjawab.
Di antaranya adalah soal “martir” yang tewas dan diduga sengaja ditembak untuk dikorbankan.
Siapa seseorang ini?
Belum jelas jawabnya hingga kini!??Apakah karena belum tuntasnya kasus besar masa lalu, lantas digunakan model yang sama saat ini???Hanya penyelidikan tuntas yang bisa menjawab.
Dari seluruh catatan di atas, ada satu harapan: jangan sampai demo murni mahasiswa ditunggangi kelompok misterius yang sama, dengan gaya yang serupa, dengan kepentingan yang berbeda.??
Mereka mahasiswa. mereka murni bersuara!??
Saya Aiman Witjaksono.
Salam!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.