JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Abdul Basith belakangan jadi perbincangan di dunia maya karena disebut menyiapkan bom molotov untuk membuat ricuh unjuk rasa massa Mujahid 212, Sabtu (28/9/2019).
Aksi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta tersebut berjalan tertib tanpa kericuhan maupun ledakan.
Basith bersama lima orang lain ditangkap polisi di Jalan Maulana Hasanudin, Kecamatan Cipondoh, Tangerang Kota pada Sabtu dini hari, sebelum unjuk rasa berjalan.
Berikut rangkuman sejumlah fakta mengenai penangkapan Abdul Basith:
Simpan 28 bom molotov
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengatakan, Abdul Basith menyimpan 28 bom molotov.
Baca juga: Dosen IPB Abdul Basith Menyimpan 28 Bom Molotov
Bom molotov tersebut rencananya akan digunakan untuk melakukan pembakaran agar menimbulkan kerusuhan.
"(Bom molotov) untuk mendompleng demo Mujahid 212 yang rencananya akan melakukan pembakaran-pembakaran di Jakarta. Kalau enggak ditangkap, ya bisa kejadian (peristiwa pembakaran menggunakan bom molotov)," ujar dia.
Diduga membuat bom
Polisi menduga, Basith berperan bukan hanya sebagai penyimpan bom molotov. Ia juga diduga membuat bom molotov tersebut.
Baca juga: Diduga Rencanakan Rusuh, Dosen IPB Bergerak Sendiri atau Suruhan?
Meski demikian, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengklaim polisi masih mendalami peran Basith lebih jauh, juga peran lima orang lainnya.
"Nanti hasilnya secara komprehensif, kalau hasil pemeriksaan kemudian pengujian seluruh alat bukti nanti akan disampaikan. Termasuk statusnya dari penyelidikan menjadi penyidikan, kemudian status seseorang menjadi tersangka akan disampaikan oleh Polda Metro Jaya. Dalam hal ini, penyidik Polda Metro Jaya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, masih didalami," ungkap Dedi, Senin.
Pernah isi seminar motivasi
Selain berkarya sebagai dosen di IPB dan meraih gelar doktor di kampus tersebut pada 2012, Basith pernah juga berperan sebagai “motivator”.
Baca juga: Simpan 28 Bom Molotov, Ini Profil Dosen IPB Abdul Basith
Ia pernah mengisi beberapa seminar motivasi di beberapa kampus di Indonesia, seperti Universitas Muhammadiyah Makassar dan Universitas Warwadewa Bali.
Libatkan purnawirawan tentara
Saat meringkus Basith dan lima tersangka lain terkait temuan bom molotov ini, polisi juga menangkap seorang pensiunan tentara di dalamnya, yakni Laksamana Muda (Purn) Sony Santoso.
Baca juga: Purnawirawan TNI Sony Santoso Ditangkap, Polisi Koordinasi dengan Pomal
Kombes Argo Yuwono mengatakan, kepolisian berkoordinasi dengan Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) untuk menyelidiki peran Sony.
"Untuk yang pensiunan TNI itu Polda Metro Jaya sudah sejak awal dalam penyelidikan bersama dengan Pomal. Jadi semua kegiatan yang berkaitan dengan pensiunan TNI kami sudah (koordinasi) dengan Pomal," ujar Argo.
Tanggapan IPB
Kepala Biro Humas IPB Yatri Indah Kusumastuti menyebut, pihak kampus merasa terkejut oleh kabar penangkapan Basith.
Yatri menegaskan, tindakan Basith tak berhubungan dengan IPB.
"Dugaan aktivitas yang dilakukan adalah tidak ada kaitannya dengan tugas yang bersangkutan sebagai dosen IPB dan menjadi tanggung jawab penuh yang bersangkutan sebagai pribadi," ucap Yatri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (29/9/2019).
Dia menambahkan, saat ini pihak kampus terus berusaha mencari informasi dan kejelasan mengenai hal tersebut kepada pihak yang berwenang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.