Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama 7 Jam Rusuh Demonstran di Sekitar Gedung DPR...

Kompas.com - 01/10/2019, 07:42 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Protes dan demonstrasi di seputaran Gedung DPR-MPR RI pada 24 September 2019 lalu bukan yang terakhir kalinya.

Gelombang aksi massa yang mengkritik rancangan undang-undang (RUU) KUHP, UU KPK yang sudah direvisi, dan sejumlah RUU lain mengakibatkan gedung wakil rakyat tersebut kembali dibanjiri massa pada Senin (30/9/2019).

Massa yang datang beragam pada aksi kemarin. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Trisakti, Universitas Indonesia, hingga Universitas Negeri Jakarta turun ke jalan.

Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yaitu Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) juga bergabung dalam massa.

Massa semakin ramai setelah bergabung kelompok buruh hingga pelajar STM.

Baca juga: Puluhan Orang Ditangkap Dalam Bentrokan di Simpang Semanggi

Rusuh di Palmerah

Sayangnya protes di seputaran Gedung DPR RI tak berjalan mulus. Sekitar pukul 16.38 WIB, aksi demo tersebut mulai rusuh.

Rusuh dimulai ketika polisi menembakan gas air mata ke arah demonstran yang sebagian besar adalah para pelajar di sekitar Palmerah, tepatnya di Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Gelora.

Mulanya, pelajar melempar botol plastik berisi air dan batu ke arah polisi. Polisi sempat mengimbau pelajar untuk berhenti dan meninggalkan lokasi.

Namun, imbauan itu tidak dipedulikan. Polisi pun menembakkan gas air mata sebanyak 3 hingga 4 kali.

Massa langsung berlari menyelamatkan diri. Mereka terpencar ke sejumlah tempat, salah satunya ke arah Pasar Palmerah.

Pukul 16.50 WIB, polisi menyemprot air dari mobil water cannon.

Bentrok di flyover Slipi

Beberapa menit setelah ricuh di Palmerah terjadi, bentrokan antara massa demonstran dan petugas kepolisian juga pecah di flyover Slipi, Jakarta Barat, pukul 16.40 WIB.

Massa yang terdiri dari pelajar SMA dan SMP serta mahasiswa ini melempari polisi dengan batu. Polisi langsung menembakan gas air mata ke arah demonstran.

Baca juga: Selasa Pagi, KRL Tanah Abang-Rangkas Bitung Kembali Beroperasi Normal

Massa awalnya berusaha masuk ke area depan gedung DPR, Jalan Gatot Subroto dari arah Slipi.

Namun, polisi yang sudah memasang barikade tak membiarkan massa merangsek masuk.

Lantaran tak bisa masuk ke depan Gedung DPR, demonstran mulai masuk ke area Tol Dalam Kota.

Dari sini bentrokan mulai terjadi. Massa mulai melempari polisi dengan batu.

Polisi langsung menembakan gas air mata. Massa berhamburan ke Tol Dalam Kota.

Lemparan batu ke Polda Metro Jaya

Markas kepolisian di Gedung Polda Metro Jaya di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, tak luput dari amukan massa.

Gedung tersebut dilempari batu oleh pelajar berseragam putih abu-abu sekitar pukul 16.30 WIB.

Para pelajar yang melempari petugas tersebut berjalan kaki menuju Gedung DPR RI, Jakarta Pusat. Mereka melintas di ruas tol Cawang-Grogol.

Akibat bentrok aparat dan demonstran, jalur tol dalam kota menjadi lumpuh.

Sekitar pukul 17.50 WIB, ratusan pengendara terjebak di tol dalam kota tepat di depan gedung DPR RI.

Mobil-mobil tersebut terjebak di jalan tol dalam kota yang mengarah ke Slipi, Jakarta Barat.

Mereka tidak bisa melewati kawasan Slipi lantaran kerusuhan antara massa dan polisi sempat pecah di sana.

Akhirnya, mereka yang terjebak di jalan tol diarahkan untuk memutar balik oleh polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com