JAKARTA, KOMPAS.com - Barikade polisi nampak berdiri kokoh di depan restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
Mereka tengah berjuang melawan massa yang anarkistis agar tidak masuk ke area Kompleks Parlemen Senayan.
Sebagian dari massa tidak murni menyuarakan aspirasinya menolak UU KPK, RUU KUHP, dan sejumlah RUU lain. Mereka sengaja datang untuk berbuat onar.
Para polisi bertameng itu membungkuk, merunduk, ada juga yang berdiri sambil berlindung dari hujan batu. Mereka harus bertahan agar barisan tidak pecah.
Setelah 30 menit bertahan di tengah kerusuhan, massa akhirnya berhasil dipukul mundur.
Baca juga: Drama 7 Jam Rusuh Demonstran di Sekitar Gedung DPR...
Pasukan yang lelah mundur dan beristirahat. Sejenak merebahkan badan di kerasnya aspal.
Di antara mereka yang melepas lelah, ada seorang polisi yang duduk di samping trotoar, tepat di bawah tiang listrik.
Masih dengan rompi pelindung, terdengar tawa yang sangat menggelitik dari polisi tersebut.
Ternyata anggota Brimob bernama Bonardo Hutahaean itu sedang video call dengan neneknya.
Bonardo nampak semringah melihat senyum neneknya dari handphone pintar yang dipegangnya.
Baca juga: Para Pelajar Diiming-Iming Uang Rp 40.000 jika Berangkat ke Gedung DPR
Walau gambar sedikit patah-patah, dia tetap menikmati komunikasi tersebut.
"Opung (panggilan nenek untuk orang Batak), gimana kabar, opung? Sehat, pung?" kata Bonardo kepada neneknya.
Si Opung kemudian menjawab dengan bahasa Batak.
Walaupun letupan kembang api, tembakan gas air mata, dan teriakan massa masih terdengar, Bonardo nampak menghiraukan. Ia hanya ingin sejenak melepas kangen bersama keluarga.
Tidak hanya kepada neneknya, terkadang wajah di ponselnya berganti menjadi sosok seorang anak kecil. Ternyata itu keponakan dari Bonardo.
Baca juga: Puluhan Orang Ditangkap Dalam Bentrokan di Simpang Semanggi