Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunung Cemas dan Tak Henti Menangis karena Anaknya Ikut Diamankan Polisi Saat Demo

Kompas.com - 01/10/2019, 15:53 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nuraningsih (56) merasa khawatir karena putra bungsungnya Nur Hidayat (23) tak pulang ke rumah pada Senin (30/9/2019) malam.

Kendati demikian, wanita yang akrab disapa Nunung tak tahu harus mencari ke mana terkait keberadaan anaknya. Pasalnya, Hidayat yang tengah kuliah di Universitas Pamulang tidak memberi tahu keberadaannya kepada sang ibu.

Nunung hanya bisa pasrah dan khawatir menanti informasi dari anaknya.

Menurut Nunung, ini kali pertama Hidayat tidak memberi informasi melalui pesan singkat terkait keberadannya kepada sang ibu.

Nuraningsih atau akrab disapa Nunung (kanan) saat menjemput putra bungsungnya Nur Hidayat (23) di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2019).KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA Nuraningsih atau akrab disapa Nunung (kanan) saat menjemput putra bungsungnya Nur Hidayat (23) di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2019).

"Kalau main biasanya pulang malam, tapi enggak pernah sampai enggak pulang. Tapi kok tadi malam ini anak (Hidayat) enggak pulang," ujar Nunung saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2019).

Baca juga: Kontras: 30 Mahasiswa dan Pelajar Masih Ditahan di Polda Metro Jaya

Selasa pagi, Nunung baru mengetahui informasi penangkapan Hidayat terkait kerusuhan antara demonstran dan aparat Kepolisian dari tetangganya. Pasalnya, anak tetangganya juga ikut diamankan oleh jajaran Polda Metro Jaya.

"Tadi pagi dibilangin, makanya saya lemas banget dah. Anak saya enggak pernah kayak gitu (ikut aksi unjuk rasa)," kata Nunung.

Nunung pun bertekad menjemput Hidayat dengan didampingi menantunya. Sepanjang perjalanan dari Depok menuju Polda Metro Jaya, Nunung mengaku khawatir dan cemas.

Bahkan, Nunung pun menangis ketika menceritakan perjalanan dari kediamannya untuk menjemput anaknya.

"(Perasaannya) amburadul dah. Namanya anak gimana. Deg-degan dan panik," kata Nunung sambil menangis.

Baca juga: KontraS: Tak Ada Lagi Laporan Mahasiswa dan Siswa Hilang Pasca-demo, Semua Ditahan

Sementara itu, ditemui dalam kesempatan yang sama, Hidayat mengaku ditangkap oleh polisi di depan Gedung Polda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto ketika hendak pulang setelah mengikuti aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI.

Kala itu, sedang terjadi kerusuhan antara demonstran dan aparat kepolisian.

"Jadi saat chaos (rusuh), saya sudah mundur jauh banget dari kerumunan. Saat lagi jalan persis di depan (Polda Metro Jaya), lagi jalan pulang, tau-tau diamanin saja," ungkap Hidayat.

Hidayat mengatakan, dirinya memang ikut aksi unjuk rasa tersebut namun tak terlibat kerusuhan yang terjadi di kawasan Semanggi.

"Lempar-lemparan enggak ikut, tapi orasinya saya ikut," kata Hidayat.

Baca juga: Ikut Demo, HMI Minta Polisi Bebaskan Demonstran yang Ditangkap

Saat ini, Kepolisian masih terus mendata jumlah orang yang diamankan terkait kerusuhan tersebut. Hingga Selasa dini hari, tercatat 519 orang yang terlibat kerusuhan di sekitar Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/9/2019) kemarin.

Mereka yang diamankan dari kalangan pelajar, mahasiswa, dan pekerja. Mereka dibawa ke Polda Metro Jaya dan Polres yang ada di Jakarta.

Untuk di Polda Metro Jaya, mereka terbagi menjadi tiga kelompok. Sebanyak 163 orang berada di direktorat reserse kriminal umum (Ditreskrimum), 70 orang berada di direktorat reserse kriminal khusus (Ditreskrimsus), dan 82 orang di direktorat Narkoba.

Sementara itu, Polres Jakarta Utara mengamankan 36 orang, Polres Jakarta Pusat 11 orang dan Polres Jakarta Barat 157 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Kebakaran Hanguskan Beberapa Rumah di Jalan KS Tubun Slipi

Megapolitan
Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Polda Metro Kerahkan 197 Personel Amankan Paskah di Gereja Katedral Jakarta dan GPIB Imanuel

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Polisi Bakal Periksa Pemilik Truk dan Orangtua Sopir yang Sebabkan Kecelakaan di GT Halim

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tangerang Selatan, 29 Maret 2024

Megapolitan
Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Baznas RI Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, 102 Sekolah Ambil Bagian

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Tangerang, 29 Maret 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Pemprov DKI Siapkan Hunian untuk Polisi dan PNS Polri, Lokasinya di Pondok Kelapa

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bogor, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Bekasi, 29 Maret 2024

Megapolitan
Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Warga Cibitung Kena Tipu Rp 40 Juta

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com