JAKARTA, KOMPAS.com - Selama sepekan para demonstran kepung kawasan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat. Mahasiswa dan pelajar turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi hingga akhirnya terjadi kerusuhan.
Meski kerusuhan demo pelajar dan mahasiswa membuat sebagian orang di area sekitar merasa ketakutan, tapi nyatanya ada juga yang tetap tenang dan memanfaatkan situasi ini untuk mencari nafkah.
Pedagang asongan, misalnya, justru berebut tempat untuk menjual jajanan di tengah kerusuhan. Mereka berani bertahan di tengah kepungan gas air mata demi mencari rupiah.
"Pas ada demo ini aja ramai. Ada yang lari buat hindari kerusuhan ada juga yang bertahan karena banyak yang jajan. Kalau saya malah bertahan," kata salah satu pedagang cilok asal Purwakarta, Asep (29) saat ditemui di Palmerah, Selasa (01/10/2019).
Asep nekat seperti ini lantaran ia dapat pemasukan hingga dua kali lipat dari biasanya.
"Jika hari biasa cuma dapat Rp 300-400 ribu, ini bisa dua kali lipat. Kadang Rp 700 sampai Rp 800 ribu. Ini yang banyak mahasiswa-mahasiswa yang jajan," ujarnya.
Keuntungan yang diraih Asep saat kerusuhan aksi pertama kali terjadi pada Selasa (24/9/2019) lalu. Di balik gerobak cilok sederhananya, lelaki berdarah Sunda mengaku dagangannya ludes terjual.
Baca juga: 6 Fakta Gas Air Mata, dari Sejarah, Mitos Odol, hingga Efek Bahayanya
"Jam 4 sore itu sudah habis. Saya kan kadang jual gak tentu harganya sesuai kepinginan yang beli aja. Ada yang beli Rp 5 ribu ada yang Rp 10 ribu. Tapi ya mungkin mahasiswa lapar ya, banyak aja yang beli. Kalau digabungin ada Rp 5 juta udah seminggu ini. Bukan untuk kotor malah itu udah bersih," katanya.
Kondisi serupa juga dialami pedagang minuman bernama Yati (56). Selama dua hari pedagang asal Kebayoran Lama ini mengaku meraup keuntungan lebih.
Setiap hari sebanyak 5 hingga 7 kardus air mineral terjual. Angka tersebut naik 3 kali lipat dari hari biasanya yang hanya terjual 2 kardus.
"Kalau air mineral Rp 5 ribu. Tapi ada teh hangat dan lainnya itu juga. Dua hari ini Rp 7 juta ada omzetnya dah. Jadi biar ada kerusuhan juga justru ada demo ini jadi meningkat penjualan nya," katanya.
Baca juga: 17 Pelajar Diamankan Usai Demo, 2 Positif Narkoba
Menurut Yati, pelangganya adalah pihak kepolisian yang sedang berjaga saat unjuk rasa terjadi.
"Banyakan polisi yang beli. Mereka sambil jaga sambil minum. Tapi ada juga mahasiswa yang beli tapi biasanya sebelum rusuh. Makanya kalau udah gelagat mau rusuh itu saya udah diminta jauhi dulu," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.