BEKASI, KOMPAS.com - Belum lama ini sebanyak tujuh terduga teroris Jaringan Ansharut Daulah (JAD) ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Bekasi, Jawa Barat, tepatnya pada Senin (23/9/2019).
Sebelum itu, pada Mei 2019, Tim Densus 88 juga menangkap tujuh terduga teroris yang tergabung dalam JAD Lampung dan JAD Bekasi.
Pada saat itu, pimpinan JAD Lampung berinisial SL ditangkap di wilayah Bekasi yakni, di Jalan Pondok Ungu Permai Sektor V, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Mengapa teroris kerap ditangkap di wilayah Bekasi?
Pengamat politik dan terorisme dari Universitas Malikussaleh, Aceh, Al Chaidar mengatakan, Bekasi menjadi tempat favorit teroris untuk singgah atau hidup karena masih ada kawasan yang tidak dipadati penduduk.
Baca juga: Polisi Temukan Bendera ISIS di Rumah Terduga Teroris di Bekasi
"Bekasi adalah tempat singgah favorit bagi teroris karena kotanya masih setengah kampung," kata Chaidar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/10/2019).
Selain itu, pendataan warga atau pendatang baru di Bekasi juga dinilai belum rapi. Warga Bekasi juga dinilai masih acuh terhadap pendatang baru, sehingga keberadaan mereka kerap kali tak diketahui pengurus RT.
"Sedikit agak kurang rapi administrasinya dan bagi kaum migran agak mudah diakses ketimbang Jakarta yang sudah terlalu padat, warganya juga cuek dan tidak pedulian dengan orang baru," ujar Chaidar.
Dia menambahkan, solusi agar teroris tidak lagi singgah di Bekasi adalah dengan memperketat program yustisi atau pendataan pendatang baru di tingkat RT.
"Harus memperketat program yustisi. Setidaknya dari sudut pemberantasan terorisme dan radikalisme ujung tombaknya ada di RT," ujar Chaidar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.