Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Pekerjaan Baru untuk Pekerja Industri Arang Batok Masih Buntu

Kompas.com - 04/10/2019, 17:59 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Camat Cilincing Muhammad Alwi mengatakan pihaknya masih belum bisa menemukan solusi pekerjaan baru bagi mantan pelaku industri pembakaran arang batok di Cilincing.

Padahal, pihaknya telah memberi berbagai opsi kepada mantan pemilik dan pekerja industri arang batok tersebut.

Terakhir, kata Alwi pihaknya telah menawarkan opsi pelatihan memperbaiki AC. Namun opsi itu juga masih ditolak oleh mantan pengusaha arang tersebut.

"Kalau mau, yang muda-muda ikut pelatihan perbaikan AC, kalo sudah mahir kan bisa buka usaha AC. Tapi sampai sekarang masih pada enggak mau. Ya sudah lah, kan serba salah juga kita ini," kata Alwi saat dihubungi Kompas.com Jumat (4/10/2019).

Baca juga: Ini Saran Camat jika Mantan Pelaku Industri Arang di Cilincing Ingin Kembali Beroperasi

Pihaknya juga sudah memfasilitasi pertemuan antara warga terdampak pembakaran arang batok tersebut dengan Wakil Wali Kota Jakarta Utara untuk membahas opsi penggunaan teknologi yang bisa mereduksi asap dalam proses pembuatan arang.

Tapi opsi itu tidak diterima Wakil Wali Kota dengan alasan penggunaan teknologi itu masih tetap mengeluarkan polusi.

Di samping itu, kata Alwi, industri pembuatan arang memang harus menghasilkan asap yang tebal untuk membuat arang terbaik.

"Karena arang yang bagus butuh asap yang banyak. Kalau yang enggak punya asap sekarang itu ternyata memang itu hasilnya kurang maksimal, kualitasnya juga enggak bagus," tutur Alwi.

Baca juga: Ingin Jadi PPSU, Mantan Pelaku Industri Arang di Cilincing Harus Tunggu hingga Desember

Diberitakan sebelumnya pada Kamis (19/9/2019) warga pemilik industri arang batok memilih untuk membongkar sendiri cerobong asap milik mereka.

Alasannya adalah karena asap yang ditimbulkan dari hasil pembakaran arang tersebut sering dikeluhkan warga sekitar. Bahkan ada guru SDN Cilincing 07 Pagi yang menderita pneumonia diduga akibat terlalu sering menghirup asap dari lokasi tersebut.

Selain industri arang batok, polisi sebelumnya juga sudah menyegel industri peleburan timah yang juga ada di lokasi tersebut.

Adapun para warga yang terdampak pembongkaran tersebut menuntut agar pemerintah mencari solusi penghasilan baru untuk mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com