Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendopo Anies Dijadikan Pesta Nikah, Mempelai Ucapkan Terima Kasih

Kompas.com - 05/10/2019, 15:18 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Monna, mempelai wanita yang melangsungkan pesta pernikahan di rumah pendopo milik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menyampaikan rasa terima kasih.

Ia bersyukur orang nomor satu di Jakarta itu rela meminjamkan rumah pendoponya untuk hari bahagia dalam hidupnya.

"Saya Monna sama Zainal. Buat Pak Anies, terima kasih banyak sudah ngasih tempat ini," ucap Monna di sela pesta pernikahannya, Sabtu (5/10/2019).

Baca juga: Mahasiswa Al Azhar Faisal Amir Terima Tawaran Magang dari Anies Baswedan

Diketahui, rumah pendopo tersebut terletak di Jalan Lebak Bulus Dalam 2 No. 42, Cilandak, Jakarta Selatan. Monna sendiri merupakan tetangga Anies.

Melangsungkan pesta pernikahan di kediaman Anies merupakan hal yang spesial. Selain itu merupakan momen dirinya dan sang suami membangun bahtera rumah tangga, tapi rupanya belum ada pasangan lain yang menggunakan tempat itu untuk pesta pernikahan.

Artinya, Monna dan Zainal adalah pasangan pertama yang menjadikan rumah joglo itu sebagai tempat menikah.

"Belum, belum pernah baru pertma kali. Perasaan seneng menjadi orang pertama yang pakai rumah joglo ini untuk acara nikahan, tapi lebih senang lagi kalau pak Anies jadi saksinya," ucap Monna.

Baca juga: Rumah Pendopo Anies di Lebak Bulus Dijadikan Tempat Resepsi Pernikahan Tetangganya

Sayangnya, Anies tak berkesempatan menghadiri pesta bahagia Monna dan Zainal. Sebab, Anies mesti menghadiri HUT TNI di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur sejak Sabtu pagi.

Padahal, Jumat malam, Anies sempat meninjau persiapan pesta pernikahan Monna-Zainal. Ia pun hanya mengirimkan karangan bunga untuk Monna dan Zainal.

"Sebenarnya beliau mau menjadi saksi. Cuma karena bentrok sama HUT TNI. ya makanya enggak bisa jadi saksi. Katanya mau datang hari ini, tapi enggak. Terima kasih juga buat karangan bunganya," tambah Monna. 

 

Kompas TV Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin membantah isu pemerintah menggunakan buzzer di tengah kondisi politik bernegara saat ini.<br /> <br /> Ngabalin menyebut justru pemerintah yang kerap menjadi korban <em>buzzer </em>politik yang masif di media sosial.<br /> <br /> Ali Moctar Ngabalin menilai, pemerintah tidak mungkin dapat mengorganisasi <em>buzzer</em> politik di media sosial walaupun akun tersebut memberikan dukungan kepada pemerintah.<br /> Hal tersebut ia nilai, sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada kinerja pemerintah.<br /> <br /> Meski begitu, Ali Ngabalin menyatakan negara harus hadir untuk menertibkan <em>buzzer</em> politik yang berpotensi memunculkan konflik melalui berita hoaks yang disebar melalui media social. Terkait <em>buzzer</em> politik yang disebut-sebut digunakan oleh pemerintah, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai itu sebagai indikasi demokrasi yang tak sehat. #Buzzer #AliNgabalin #MardaniAliSera
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com