Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

[Eksklusif] AIMAN Menelusuri Misteri Demonstran “Jadi-jadian”

Kompas.com - 07/10/2019, 08:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


DUA pekan berturut-turut, demo mahasiswa yang terjadi di ibu kota dan sejumlah daerah menghiasi halaman-halaman pemberitaan.

Di sejumlah daerah, seperti di Yogyakarta, demo berlangsung damai. Sementera di daerah lain, termasuk Jakarta, demo berakhir rusuh dari sore hingga dini hari.

Apa yang sesungguhnya terjadi?

Demo pelajar yang janggal

Salah satu yang menarik perhatian dari aksi unjuk rasa itu adalah hadirnya para pelajar secara masif. Laporan dari lapangan menyebutkan, mereka adalah para pelajar Sekolah Kejuruan Teknik (dulu bernama STM).

Tiga kali dalam dua pekan mereka turun ke jalan. Saat ditanya, banyak dari mereka yang tidak paham benar apa yang tengah diperjuangkan.

Belakangan ada video viral di media sosial yang menggambarkan dua orang berseragam SMA. Mereka bukan pelajar, tapi petugas keamanan dan nelayan.

Di latar belakang video itu menampilkan gambar kantor polisi.

AIMAN berusaha mencari alamat mereka. Berhasil. AIMAN mendapatkan wawancara eksklusif.

Saksikan tayangan lengkap wawancaranya di program AIMAN, Senin (7/10/2019), pukul 20.00.

Salah seorang dari mereka saya temui di dalam ruang tahanan Polres Jakarta Utara. Satu orang lainnya saya temukan berada di Tipar, Cakung, Jakarta Utara. Saya mewawancarai ibu kandungnya.

“Saya hanya diberikan Rp 10 ribu,” kata Widodo, salah seorang demonstran “jadi-jadian” kepada saya. 

Tak dibayar hingga ditangkap polisi

Rupanya banyak dari mereka yang belum dibayar dan ditelantarkan.

Saat bentrok dengan polisi sebagian dari mereka kelelahan dan tak kuat berlari. Polisi menangkap mereka dengan mudah.

Dari pengakuan mereka, kasus demonstran “jadi-jadian” ini terbongkar.

Penelusuran AIMAN, para pengunjuk rasa ini tak hanya berasal dari Jakarta. Mereka datang dari sejumlah daerah di Jawa Barat seperti Subang, Cianjur, dan Karawang.

Latar belakang mereka

Program AIMAN yang akan tayang pada 7 Oktober 2019 pukul 20.00 di KompasTV, akan mengungkap lengkap siapa mereka. Tayangan malam nanti menggambarkan bagaimana saya berkeliling mencari mereka.

Saya menggali apa pekerjaan mereka termasuk siapa sosok yang mengorganisir mereka.

Yang menarik, Sang Pengajak dan Pemberi Uang hilang sampai sekarang. Tak ada satu pun yang mengetahui keberadaan bahkan latar belakang mereka.

Tujuan pertama penelusuran saya adalah wilayah Tipar, Cakung. Di sana tinggal Rahmat Hidayat. Sosok Rahmat muncul dalam video yang beredar di media sosial.

Dalam video itu ia mengaku diminta oleh seseorang bernama Taufik Ilham Riyadi.

Perjalanan pertama saya adalah mengunjungi wilayah Tipar Cakung, di mana video seseorang yang mengaku bernama Rahmat Hidayat berasal. Dalam video ia mengaku diminta oleh seseorang yang bernama Taufik Ilham Riyadi.

Bentrokan antara aparat polisi dan demonstran pelajar terjadi di Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/9/2019). Akibat kericuhan ini tol dalam kota di kawasan Slipi lumpuh total.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Bentrokan antara aparat polisi dan demonstran pelajar terjadi di Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/9/2019). Akibat kericuhan ini tol dalam kota di kawasan Slipi lumpuh total.

Saya juga bertemu dengan sejumlah warga hingga Ketua RT dan juga Ketua RW di tempat tinggal Rahmat. Dari mereka saya mendapatkan sejumlah informasi.

Saya juga mendapatkan kesaksian Profesor Hermawan Sulistyo, dosen Universitas Bhayangkara, yang sempat mewawancarai para pengunjuk rasa ini. Hermawan sering menjadi investigator di sejumlah kasus kerusuhan.

"Saya ketemu mereka di kawasan Pondok Indah (Jakarta Selatan). Saya tanyakan kepada mereka, dikasih uang berapa? Lalu mereka menjawab, ini Pak baru Rp 10.000, sisanya Rp 100 ribuan belum dibayar. Orang yang janjikan malah hilang!" cerita Hermawan.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat mengungkapkan bahwa ada pihak-pihak yang memanfaatkan para pelajar ini.

"Kelompok yang melakukan aksi-aksi ini semula murni dari adik-adik mahasiswa. Ada pihak-pihak yang memanfaatkan, mengambil momentum ini untuk agenda tersendiri, bukan agenda (menolak) RUU," ujar Tito dalam konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

"Ada agenda politis yang tadi disebutkan Pak Menko Polhukam, yaitu untuk menjatuhkan pemerintah yang sah secara konstitusional," lanjut dia.

Pola yang sama dengan rusuh pasca-Pilpres

Apa yang terjadi kemarin mirip dengan apa yang terjadi pada 22 Mei pasca-Pilpres lalu.

"Ada indikasi orang besar di balik dua kerusuhan yang sama!" ungkap Ketua Komnas HAM Taufan Damanik.

Taufan menjawab pertanyaan saya tentang siapa yang bisa menggerakkan ini dan mengapa kerusuhan terulang.

O iya, bicara soal kerusuhan 21-22 Mei 2019, ada hal yang belum terjawab hingga kini: ada korban tewas tapi tak terungkap siapa penembaknya.

Pola yang sama terulang dalam unjuk rasa di depan DPR kemarin: ada yang memasok massa, membuat rusuh, dan memunculkan korban.

Catatan untuk penegak hukum: segala tindak pidana di balik kasus besar tak boleh dibiarkan tak terungkap!

Saya Aiman Witjaksono.
Salam!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com